Agar dapat memainkan boneka dengan baik, para pendongeng seharusnya belajar banyak dari teknik yang dipraktekkan para puppeteer [dalang boneka].
Karena teknik-teknik puppetry yang dipraktekan para puppeteer memang menjadi acuan semua pergerakan dalam memainkan boneka.
Namun perlu disadari bahwa mempelajari suatu teknik berarti juga mempelajari adab atau pakem yang melekat di dalamnya.
Para Puppeteer dan ventrilokuis memiliki adab yang berbeda, adab tersebut akan berlaku pada masing-masing bentuk pertunjukkan mereka yang khas dan unik.
Adab ini berperan penting, karena mempengaruhi sikap pengguna boneka dan pada gilirannya memberi warna pada pertunjukkan yang dilakukan.
Bagi pendongeng, boneka lebih banyak berperan sebagai alat peraga atau media penggambaran/ilustrasi untuk menguatkan penokohan dalam cerita.
Hal ini tentu berbeda dengan adab para puppeteer yang menganggap boneka/puppet sebagai alat utama dalam bekerja dan berkarya.
Tanpa puppet, mereka bukanlah puppeteer, dan karenanya kedudukan puppet dalam hal ini adalah krusial, sebagaimana quote para puppeteer terhadap puppet mereka "A puppet is not a toy, it's a tool."
Contoh yang bagus untuk menggambarkan penjelasan penulis tentang bagaimana memainkan boneka dalam mendongeng adalah sebagaimana ditampilkan pada video youtube berikut:
Â