Sebelum lebih lanjut membahas tentang teknik memainkan boneka, perlu penulis sampaikan bahwa tulisan ini merupakan pendapat subjektif berdasarkan pengalaman pribadi. Penulis sekarang adalah Penggiat dan Praktisi ventrilokuisme pada Komunitas Ventrilokuis Indonesia (Ventindo).
Sebelumnya, penulis berprofesi sebagai puppeteer di Jalan Sesama, sebuah program tayangan edukasi anak usia dini televisi nasional, yang digagas oleh USAID jalan Sesama Workshop.
Lebih jauh sebelumnya, Penulis secara rutin mendongeng bersama Komunitas Dongeng Minggu, sebuah komunitas yang menggagas pelestarian budaya mendongeng.Â
Berdasarkan pengamatan selama menjalani kegiatan storytelling, puppeteering dan juga mempraktekan ventrilokuisme, serta riset dari berbagai sumber, penulis merangkum dan menyampaikan opini dengan harapan akan ada pengkajian lebih lanjut dan berharap ada manfaat yang bisa diperoleh. khususnya para pelaku seni terkait.
*Â
TEKNIK MEMAINKAN BONEKA UNTUK MENDONGENG
Pada awalnya para pendongeng mengandalkan kemampuan lisan dalam menggiring audiensnya menuju dunia imajiner yang diciptakan dengan kekuatan perkataan semata.
Tuntutan pasar berubah, dan kini para pendongeng banyak menggunakan beragam perlengkapan guna menunjang performanya.
Salah satu perlengkapan yang paling populer adalah boneka karakter.