Mohon tunggu...
Vent Indo
Vent Indo Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Sulap Suara

Saya seorang anggota seniman sulap suara Komunitas Ventrilokuis Indonesia yang mencakup dari berbgai profesi. Mulai dari Pendongeng, sulap, badut, pendakwah, pendeta, hingga profesional.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Beda Pendongeng, Puppeter, dan Ventrilokuis dalam Memainkan Boneka (Sebuah Telaah Subjektif)

8 Agustus 2024   12:56 Diperbarui: 9 Agustus 2024   13:54 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Antara Foto

Sebelum lebih lanjut membahas tentang teknik memainkan boneka, perlu penulis sampaikan bahwa tulisan ini merupakan pendapat subjektif berdasarkan pengalaman pribadi. Penulis sekarang adalah Penggiat dan Praktisi ventrilokuisme pada Komunitas Ventrilokuis Indonesia (Ventindo).

Sebelumnya, penulis berprofesi sebagai puppeteer di Jalan Sesama, sebuah program tayangan edukasi anak usia dini televisi nasional, yang digagas oleh USAID jalan Sesama Workshop.

Lebih jauh sebelumnya, Penulis secara rutin mendongeng bersama Komunitas Dongeng Minggu, sebuah komunitas yang menggagas pelestarian budaya mendongeng. 

Berdasarkan pengamatan selama menjalani kegiatan storytelling, puppeteering dan juga mempraktekan ventrilokuisme, serta riset dari berbagai sumber, penulis merangkum dan menyampaikan opini dengan harapan akan ada pengkajian lebih lanjut dan berharap ada manfaat yang bisa diperoleh. khususnya para pelaku seni terkait.

* 

TEKNIK MEMAINKAN BONEKA UNTUK MENDONGENG

Pada awalnya para pendongeng mengandalkan kemampuan lisan dalam menggiring audiensnya menuju dunia imajiner yang diciptakan dengan kekuatan perkataan semata.

Tuntutan pasar berubah, dan kini para pendongeng banyak menggunakan beragam perlengkapan guna menunjang performanya.

Salah satu perlengkapan yang paling populer adalah boneka karakter.

Sumber Gambar: Instagram @arayogaswara
Sumber Gambar: Instagram @arayogaswara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun