Mohon tunggu...
Komunitas Penulis Unisma
Komunitas Penulis Unisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Malang

Komunitas Penulis Mahasiswa Beasiswa Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesendirianku adalah Kepergianku

30 Juni 2023   06:44 Diperbarui: 30 Juni 2023   07:13 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nia adalah  seorang gadis yang  yang sejak  kecil memang tidak terlalu aktif untuk mengawali obrolan dengan orang baru. Dia lebih suka untuk berdiam diri di kamarnya dari pada keluar dan berbaur dengan  orang lain. Nia sering di kira sombong oleh orang yang baru mengenalnya karena sikap nya yang cuek dengan keadaan di sekitarnya.

"maaf  aku gak suka orang baru" ucap nia pada seorang  yang terlihat memperhatikannya. Dia bermaksud  mengatakan bahwa dirinya tidak suka orang baru karna dia tidak suka mengawali pembicaraan namun karna dia tidak cukup  baik dalam berkomukasi membuatnya mengatakan hal seperti itu. Seorang yang berada di samping nia pun menatap heran karna mendengar ucapan nia.

"what you mean?" dengan alis terangakat cowok itu bertanya kepada nia. Nia kemudian berdiri untuk pergi ke kelasnya  namun sebelum dia lanjut berjalan dia menyempatkan untuk menjawab cowok tersebut.

 "you  look me like you  want to eat me"  nia menjawab cowok tersebut dengan sedikit sensi dan ikut menggunakan bhs  inggris karna dia mengira cowok tersebut memang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Setelah kejadian tersebut nia lebih sering bertemu cowok itu karna ternyata cowok itu delion, murid pindahan dari Jakarta dan sekelas dengan dirinya. Nia memang tak terbiasa berbicara dengan orang lain. Disekolah pun dia tidak memiliki banyak teman. Dia hanya berbicara dengan teman sekelas ketika dirinya mendapat tugas kelompok. Menurutnya sendiri adalah zona nyaman baginya karna study nya tidak terganggu dengan hal hal yang akan  merusak masa depan nya. Semuanya berubah karna kedatangan delion yang terus mengganggunya dengan alasan ingin mengenalnya.

Awalnya nia sangat  tidak  nyaman dengan delion yang terus mengikutinya kemana mana, namun sekarang nia sudah teriasa dengan kehadiran delion. Sekarang nia sering banget terlihat sedang bersamanya nya dan banyak yang iri dengan kedekatan mereka. Namun semua tidak berjalan dengan semudah itu, memang benar kehidupan nia terlihat sedikit berwarna namun itu hanya yang terlihat di mata orang lain.

Satu persatu masalah yang di miliki nia keluar dari lingkaran nya dan di ketahui banyak orang. Seperti halnya keadaan keluarganya yang tak lagi harmonis. Masalah yang dulu selalu di simpan rapat rapat kini telah menyebar. Nia kembali terpuruk dalam situasi yang sering kali ia hindari. Nia sedikit merasa lega karna ada delion yang sekarang ada di sampingnya dan berdiri sebagai sandaran bagi nia. Nia merasa sedikit melupakan masalah nya saat delion terus mendekatinya.dia terlalu focus dengan cara cara unik delion untuk mendekatinya hingga melupakan masalahnya saat delion berada di sekitarnya.

"idih........ anak broken  home aja sombong" hal seperti itulah yang sekarang sering nia dengar saat dia berada di sekolah. Dengan adanya masalah  ini nia kini semakin dingin dan cuek dengan sekitar. kini yang ia kejar hanyalah masa depan yang cerah dan sebuah kebahagian setelah mencapai puncak kejayaan. Namun  tak  mudah untuk mengatasi keadaan saat itu meski dirinya tidak memperdulikan hal hal yang ada di sekitarnya.

Nia benci berlama lama di lingkungan sekolah karna semua omongan yang di lontarkan teman teman nya. Nia juga tidak tahan jika berada di rumahnya karna hanya ada pertengkaaran antara ayah dan ibunya.oleh sebab ini lah nia lebih suka berada di kamarnya dan menyendiri untuk menghindar dari hadapan orang lain. Nia sudah muak dengan segala yang terjadi , ayahnya  yang selalu menuntutnya untuk unggul dalam akademik sedangkan ibunya yang selalu menuntut nya untuk bisa mandiri dan bisa melakukan semuanya sendiri.

Kadang  nia pun pergi unuk menenangkan dirinya di rumah kakak kakaknya yang telah berkeluarga atau keluar dari rumahnya. Namun bukan ketenangan yang ia dapatkan melainkan sebuah rasa trauma yang mendalam  pada dirinya. Nia semakin tidak  nyaman dan merasa sebuah hubungan itu adalah hal paling menyakitkan. Dimana nia telah melihat hubungan ayah dan ibunya yang selalu bertengkar. Ayah nya yang tak menafkahi ibunya dan lebih memilih merawat  neneknya dan selalu memberi uang penuh kepaa nenek nya dan tidak perduli dengan anak istrinya. Kemudian kakak perempuanya yang juga mendpatkan seorang suami yang selalu perduli dengan ibunya namun tidak perduli dengan keluarganya. Sedangkan kaka laki laki nya malah sebaliknya. Kakak laki laki nya malah lebih perhatian dengan istrinya sampai saat ibu mereka sakit parahpun dia tidak menemui ibunya.

Semua masalah yang di hadapi nia terasa begitu berat saat ini. Nia merasa jika pulang nia terasa terbebani namun jika tak pulang pun dia tak tahu  harus pergi kemana. Dirumhnya ibunya selalu melontarkan kata kata yang selalu menyakitinya dan tuntutan ayahnya yang tak pernah terpuaskan.

"seharusnya kau bisa membanggakan orang tuamu.....jika aku tau kau seperti ini,aku tak ingin melahirkanmu? Suara yang begitu keras saat nia baru saja memasuki rumah nya. Seruan tersebut keluar dari mulut ibunya yang selalu merasa bahwa nia itu beban dan tak bisa seperti kakak-kakaknya.

"kenapa nilaimu menurun, seharunya kau perhatikan  kakakmu meski telah berkeluarga nilai kuliahnya tak pernah buruk...kau masih SMA namun nilai mu sangat buruk..." sekarang ayah nya turut membuat dirinya terbebani.

Nia selalu saja salah di hadapan orang tuanya,apapun yang di lakukannta tak pernah memuaskan keinginan mereka. Sejak lama nia telah membuat batasan lingkaran dengan orang orang di sekitarnya.dan batasan itu tak pernah  mampu untuk menyembuhkan luka yang dia alami.

Nia mengemasi tasnya dan pergi keluar untuk menenangkan pikiran nya namun dari pandangan orang tuanya, nia hanya ingin menghindari orang tuanya. Orang tuanya kini malah terus berdebat dan saling menyalahkan atas ketidak puasan mereka kepada nia.

"dasar anak tak tahu diri.....kemana kau akan pergi? sebaiknya kau belajar dan jangan keluyuran dan semakin mempermalukan  orang tuamu" teriak ayahnya nia

"lebih baik kau menghilang dan  tak pulang karna kau hanya beban bagi saya" teriak sang ibu kepada nia.

Nia hanya bisa berlalu dan pergi dari rumah itu dengan deraian air mata yang terus mengalir. Saat keluar rumah pun langit seakan ikut meratapi kesedihan nia. langit ikut menurunkan  hujannya disaat kini nia merasa sedih. Nia sedikit bersukur karna dia tak perlu menyembunyikan air matanya karna sudah menyatu dengan air hujan. Hidupnya terasa begitu terbebani dengan keluarganya sendiri, banyak yang bilang bahwa keluarga akan menghilangkan beban namun tidak untuk nia, kelurganya malah menjadi penyebab dia terbebani.

Nia selalu berpikir jika dia matipun tetap akan salah di mata orang tua yang tak menyayangi nya.namun nia tetap perpegang teguh dengan kata kat jika setiap orang tua pasti menyayangi anak mereka meski cara mereka berbeda beda. Dengan menggenggam teguh kata ini nia mampu bertahan dan memiliki sedikit harapan bahwa orang tuanya pasti akan menghargai usahanya .

Kini nia sudah sampai di sebuah pantai dengan ditemani langit senja.nia berharap dengan kesunyian ini dia bisa meringankan  beban dan membalut luka baru yang di goreskan oleh orang tuanya. Luka yang tergores oleh kata kata orang tuanya jauh lebih perih dari pada luka pada fisik. Saat  memandangi senja nia merasa jauh lebih baik jika dirinya adalah senja ,meski hanya sebentar namun senja selalu di nantikan kehadirannya.

Saat merasa sedikit tenang nia akan kembali namun kakinya merasa berat saat ingin melangkah kembali ke rumahnya. Nia pun hanya berjalan menyusuri jalan tanpa ada ke inginan untuk kembali ke rumah nya. Dia sangat menyukai kesunyian malam dengan hembusan anginnya namun nia tak suka dengan kegelapan yang di ciptakan malam. Nia berjalan santai sampai dia tak sadar dia sampai di depan bangunan sekolahnya.

"hai....ngapain disini?" tanya seorang cowok sambil bersandar di tembok dan mengebulkan asab rokok dar mulut dan hidungnya.

"bukan urusan kamu" jawab nia dan kemudia duduk di bangku yang ada di samping gerbang.

Nia duduk sambil mengeluarkan  handphone dan airphone dari saku hoddy nya untuk ia pakai, nia selalu mendengarkan music untuk melupakan masalah dan mengalihkan perhatiannya dari sekitarnya. Delios tetap menghisap rokoknya dan diam di sebelah nia,meski sering bersama meman seperti itulah kedekatan mereka.

" beneran gamau cerita?" tanya delion lagi saat dia membuang putung rokoknya yang sudah habis.

"dengerin cerita aku tapi jangan di inget...." Nia cerita mulai dari awal sampai keadaanya berakhir di sekolah itu bersama dengan delion. Bengitu panjang cerita yang di ungkapkan nia kepada delion. Nia menceritakan semuanya  karna merasa bahwa delion mampu di percaya. Melihat dari perjuangannya untuk mengenal nia lebih dekat dan berteman dengan nya.

Delion mendengarakan dengan serius semua cerita yang keluar dari mulut nia. Nia bercerita tanpa menatap delion sekali pun. Nia kembali menghapus air matanya yang sejak tadi terus menglir tanpa henti. Delion menyerahkan tisu yang ada di sakunya, delion berfikir ternyata berguna juga dia mengambil tisu dari toko saat uang kembalian  rokoknya tidak ada.

"gausah nangis ga pantes cewek kayak kamu nangis.....lebih baik tampar aja wajah mereka berdua dengan  prestasi dan capain kamu" hibur delion dengan kembali mengambil rokok dari sakunya.

"kamu aneh biasanya kalo orang kasih nasihat gitu bilang meski kayak gitu mereka tetp orang tua kamu,jangan benci orang tua kamu karna mereka yang merawat kamu, ini kamu malah suruh aku balas perbuatan mereka" nia berkata sambil menggelap wajah nya dengan tisu.

"apa aku  lebih baik mati aja ya dari pada jadi beban?" lanjut nia dan menghadap kea rah delion.

"ga usah aneh aneh .....sekarang aku antar kamu pulang dan jangan menyerah aku selalu ada buat kamu jadi terus berjuang dan buktikan kalo kamu itu bisa"

Setelah itu delion benar mengantarkan nia pulang kerumahnya. Entah mengapa nia merasa rumah nya sengaja tidak di kunci karna orang tuanya masih berharap nia pulang tapi hati nia berkata mereka hanya lupa mengunci rumah.

Setelah kejadian itu nia semakin gencar untuk mengikuti perlombaan dan olimpiade tingkat apapun. Nia juga semakin dingin kepada orang orang sekitar,dia semakin menjauhkan dirinya dari lingkungan masyarakat. Nia selalu pulang larut malang dari perpustakkan dan  tak pernah berhadapan dengan orang tuanya. Pagi pun nia berangkat sebelum orang tuanya terbangun. Kini nia mentargetkan dirinya menjadi juara olimpiade tingkat provinsi, namun semua terasa berat karna tubuhnya yang sudah lelah di paksa untuk terus bertahan. Saat olimpiade tingkat  kabupaten kemaren saja nia pingsan dan mengalami mimisan saat acara sudah selesai.

Delion merasa bersalah karna telah berkata bahwa nia harus menunjukkan kalau dirinya bisa.hal  itu membuat nia kini nia memilih untuk memaksakan dirinya menjadi yang terdepan tanpa istirahat dan memperhatikan kesehatannya.

"kamu berhenti disini aja nia.....kamu  harus istirahat dan berobat dulu" kata delion saat menemani nia mengikuti olimpiade.

" aku ga bisa berhenti sekarang..mungkin setelah aku memenangkan kejuaraan ini mereka akan sedikit saying kepada aku"

Setelah itu nia nekat melanjutkan olimpiade tingkat provinsi dengan keadaan kurang sehat. Orang tua nia pun  tak tahu jika nia tidak sehat dan membutuhkan perawatan. Mereka hanya tahu jika hari ini nia mengikuti olimpiade tingkat provinsi karna wali kelas mereka memberitahukannya. Awalnya wali kelas nia memberitahukan hal itu agar orang tua nia memberi tahu nia agar tidak terlalu ambisius degan sebuah kemenangan. Namun orang tua nia sama sekali tidak menghiraukan saran guru itu karan dengan nia begitu ambisi dengan kemenangan dia akan semakin cerdas.

Babak terakhir olimpiade kini akan segera berakhir , delion begitu khawatir dengan keadaan nia yang terlihat sangat lemah. Saat soal terakhir di lontarkan nia mampu menjawab dengan benar,namun kesenangan itu berubah menjadi sebuah ke rusuhan saat nia terjatu dan pingsan di hadapan semua orang.

Nia di bawa ke rumah sakit terdekat  dan langsung di periksa oleh dokter.delion yang mengantar nia kerumah sakit dan kemudian baru guru,orang tua dan salah satu panitia olimpiade. Awalnya nia akan di bawa ke pusat kesehatan yang di dirikan olh panitia lomba namun delion menolak karna dia merasa lebih baik nia di periksa menyeluruh di rumah sakit.

Nia baru saja sadar stelah beberaa jam tak sadarkan diri.nia hanya termenung melihat delion tidur di kursi sebelah tempat tidurnya. Nia melihat sekeliling ternyata orang tuanya tidak terlihat sama sekali. Nia semakin merasa dirinya memang tak penting bagi mereka.

"orang tua kamu baru pergi saat mendengar kalau kamu menjadi juara...kenapa kamu ga bilang kalo kamu mengidap penyakit yang mematikan?" tanya delion kepada nia. Delon tak tahan untuk beranya karna penyakit nia sudah sangat parah ditambah dengan nia yang tak pernah istirahat sama sekali stelah dia sibuk mengikuti lomba kesana kemari.

"kenapa harus?" nia kembali bertanya kepada delion . memang benar taka da hubungan di antara mereka yang mewajibkan untuk nia bercerita segalanya kepada delion.

"seharusnya kamu bisa menjawab pertanyaannya  yang ke lima agar nilai mu sempurna" tiba tiba suara ayah nya masuk dengan memegang piala milim nia.

" apaakah semua ini tidak cukup untuk membeli kasih saying kalian? kalian tahu aku terbaring di ranjang rumah sakit namun kalian malah perduli dengan kesempurnaan nilai itu...? Apakah hanya dengan kepergianku kalian akan puas.....? lebih baik tinggalkan aku sendiri dan aku mohon pada kalian lepaskan saja diriku.....aku tahu aku bukan anak kandung ayah dan aku juga hasil dari hal buruk yang menimpa dirimu ibu....tapi tidak bisakah kalian menyayangiku sebentar saja...bersabarlah aku pasti akan segera menghilang karna penyakit yang ada di tubuh ku"

Seketika piala yang berada di tangan ayah nia terjatuh dan orang tua nia merasa bersalah dengan semua tindakannya selama ini. Selama mereka masih merenungi kesalah mereka nia telah berjalan keluar setelah menabut paksa jarum infus dari tangan nya. Nia berlari menuju rooftop rumah sakit dengan terus mengalirkan air matanya. Delion terus mengejar nia sampai di rooftop rumah sakit .

"okey....aku sudah lelah dengan semua ini....aku sudah muak dengan semua ini...lebih baik aku mati dengan.....ini mereka akan bahagia dan aku juga bahagia dengan diriku sendiri"

Delion terus mencoba memperingatkan nia agar tidak loncat orrang tua nia juga terus meminta maaf dan berjanji  akan menyayangi dirinya.sekeras apapun mereka mencoba meyakinkan nia keputusan nia sudah bulat,dia sudah menyerah untuk berjuang,dia sudah merasa putus asa dengan kehidupannya.

" aku selalu sendiri hingga aku memilih untuk sendiri dan kesendirian ini membuat aku merasa nyaman,kali ini aku akan benar benar sendiri dan kesendirian ku kali ini akan benar benar menjadi zona nyaman ku.....terima kasih atas rasa sakit nya semoga kalian bisa menghargai orang lain" setelah mengatakan hal itu nia benar benar loncat dari rooftop. seketika mereka terkulai lemas di atas gedung sedangkan delion sudah berlari ke bawah untuk melihat tubuh nia yang telah penuh dengan darah.

"Kenapa kamu memilih zona aman ini nia.....kamu tahu aku selalu ada di sisimu" delion memangku kepala nia yang sudah penuh dengan darah. Dengan terus menangisi kepergian nia .

Delion sangat sedih karna tidak bisa menghentikan nia mengambil langkah itu. Delion teringat degan kata kata nia waktu itu jika zona paling nyaman adalah kesendirian dan dia akan meilih zona nyaman itu ketika dia benar benar lelah. Kini delion mengerti yang di maksut dengan zona nyaman itu dulu delion tak mengerti maksut nia karna nia sudah memilih menjauh dari khalayak umum dan masih berkata belum memilih zona amanya.

Orang tua nia kini hanya bisa menyesal dan terus menangisi kepergian nia dengan membawa rasa sakitnya.

"Sekarang kamu  sudah bahagia dengan  zona aman mu...kini kau benar benar sendiri nia...semoga kau benar benar bahagia....kesendirian yang kau pilih terlalu menyaakitkan nia, pilihanmu memilih untuk sendiri  kini benar benar terwujud" delion terus menangis di depan makam nia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun