Mohon tunggu...
Komunitas Penulis Unisma
Komunitas Penulis Unisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Malang

Komunitas Penulis Mahasiswa Beasiswa Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesendirianku adalah Kepergianku

30 Juni 2023   06:44 Diperbarui: 30 Juni 2023   07:13 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seketika piala yang berada di tangan ayah nia terjatuh dan orang tua nia merasa bersalah dengan semua tindakannya selama ini. Selama mereka masih merenungi kesalah mereka nia telah berjalan keluar setelah menabut paksa jarum infus dari tangan nya. Nia berlari menuju rooftop rumah sakit dengan terus mengalirkan air matanya. Delion terus mengejar nia sampai di rooftop rumah sakit .

"okey....aku sudah lelah dengan semua ini....aku sudah muak dengan semua ini...lebih baik aku mati dengan.....ini mereka akan bahagia dan aku juga bahagia dengan diriku sendiri"

Delion terus mencoba memperingatkan nia agar tidak loncat orrang tua nia juga terus meminta maaf dan berjanji  akan menyayangi dirinya.sekeras apapun mereka mencoba meyakinkan nia keputusan nia sudah bulat,dia sudah menyerah untuk berjuang,dia sudah merasa putus asa dengan kehidupannya.

" aku selalu sendiri hingga aku memilih untuk sendiri dan kesendirian ini membuat aku merasa nyaman,kali ini aku akan benar benar sendiri dan kesendirian ku kali ini akan benar benar menjadi zona nyaman ku.....terima kasih atas rasa sakit nya semoga kalian bisa menghargai orang lain" setelah mengatakan hal itu nia benar benar loncat dari rooftop. seketika mereka terkulai lemas di atas gedung sedangkan delion sudah berlari ke bawah untuk melihat tubuh nia yang telah penuh dengan darah.

"Kenapa kamu memilih zona aman ini nia.....kamu tahu aku selalu ada di sisimu" delion memangku kepala nia yang sudah penuh dengan darah. Dengan terus menangisi kepergian nia .

Delion sangat sedih karna tidak bisa menghentikan nia mengambil langkah itu. Delion teringat degan kata kata nia waktu itu jika zona paling nyaman adalah kesendirian dan dia akan meilih zona nyaman itu ketika dia benar benar lelah. Kini delion mengerti yang di maksut dengan zona nyaman itu dulu delion tak mengerti maksut nia karna nia sudah memilih menjauh dari khalayak umum dan masih berkata belum memilih zona amanya.

Orang tua nia kini hanya bisa menyesal dan terus menangisi kepergian nia dengan membawa rasa sakitnya.

"Sekarang kamu  sudah bahagia dengan  zona aman mu...kini kau benar benar sendiri nia...semoga kau benar benar bahagia....kesendirian yang kau pilih terlalu menyaakitkan nia, pilihanmu memilih untuk sendiri  kini benar benar terwujud" delion terus menangis di depan makam nia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun