Mohon tunggu...
Komunitas Penulis Unisma
Komunitas Penulis Unisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Malang

Komunitas Penulis Mahasiswa Beasiswa Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembalilah Hanum

29 Juni 2023   19:56 Diperbarui: 29 Juni 2023   19:58 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Tak dapat dipungkiri kabar yang diberikan bapak itu membuat dirinya bungkam seribu bahasa, “Aarrgghhhhh” amarahnya berkobar melempar barang yang ada didekatnya. Dengan pikiran berkalut amarah ia mengandari motor di luar batas kecepatan hanya satu tempat yang ia tuju mining bar disana ia bisa menenangkan segala pikirannya. Dalam satu waktu bersamaan sepasang manusia berharga dihidupnya pergi untuk selama-lamanya, Ibu dan ayah yang selalu menuruti semua kemauan Amar memanjakannya penuh kasih sayang pergi begitu saja, sosok adik kepercayaanya direnggut begitu saja kepemilikannya oleh bos tak beradab  “Brengsek” Ucapnya meneguk minuman beralkohol itu.

            “Rengganis, rengganis…” panggil Awan dari kejauhan

            “Apa wan?”

            “Kau ingat Amar? Alumni MA 1 Batu Sangkar?” tanya Awan.

            “Ya, ada apa dengan Amar”

            “Aku dengar dari kelas sebelah, dia sedang terkena musibah besar dan semalam kecelakaan tunggal.” Jelas Amar

            Hanum, satu nama yang terbenak dalam hati Rengganis dibalik kejadian yang baru saja ia dengar.

            “Dia mengalami benturan cukup kencang pada bagian kepalanya, cukup lama untuk menunggunya sadar dan pulih kembali.” Ucap dokter pada kerabat dan beberapa saudara Amar yang membesuknya di rumah sakit.

            Di penghujung bulan desember ini cuaca semakin ekstrim, hujan deras angin bertiup kencang dari hulu ke hilir. Angin itu mengibaskan hijab biru yang dikenakan Hanum, “Hanum..” bergema dalam benak Amak “Kau kah itu nak?” kembali memperhatikan sosok gadis yang berdiri dihalaman rumah.

            “Amak..”

            Dibalik jendela beralaskan kain hijau, seorang lelaki berperawakan tinggi memandang lingkungan sekitar di luar sana, tampak sejuk ramai nan indah. Sudah dua bulan ia dalam bilik yang sunyi hanya tetesan cairan infus yang terdengar menemaninya dalam kegelapan. “Karena Do'a hingga saat ini kamu masih bertahan pada apa yang kamu pinta,teruslah berharap dalam setiap sujudmu pada rabbmu jangan pernah berbalik arah atau menyerah” Kalimat itu bukan hanya sekali mengeluti pikiran Amar, namun bagaimana cara ia untuk memahami kata-kata yang diucapkan oleh dokter Hanif itu.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun