Mohon tunggu...
Komunikasi Nalanda
Komunikasi Nalanda Mohon Tunggu... Dosen - All Can Be A Star

Berkomitmen untuk mencerdaskan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Semangat Menghadapi Badai Serba Salah

27 Agustus 2021   17:30 Diperbarui: 27 Agustus 2021   18:36 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk itu, tugas kita pertama kali saat mengetahui kemampuan sendiri di bawah orang lain adalah memperbaiki cara serta menambah durasi latihan dua sampai tiga kali lebih giat dibandingkan orang lain.

Saat saya dinilai atasan tidak pandai menulis berita, saya sempat sedih dan merasa rendah diri. Saya segera melakukan introspeksi diri. Saya berusaha menemukan letak kesalahan dan kekurangan sendiri. Kemudian, saya berusaha bangkit secepat mungkin agar tidak semakin tertinggal jauh dari orang lain.

Saya tidak menganggap penilaian buruk dari atasan sebagai hukuman mati, melainkan sebagai cambuk agar kita sadar dan segera kembali berjalan ke jalur sebenarnya yang lurus.

Saya mengingat sejumlah poin penilaian buruk untuk saya perbaiki satu per satu. Saya mulai berlatih menulis lebih banyak dibandingkan teman sejawat. Meski tidak dengan menulis berita, tetapi saya tuangkan lewat menulis artikel digital yang saya unggah melalui laman situs pribadi www.galerihati.wordpress.com.

Saya terus memompa semangat untuk kembali ke arena persaingan di kantor. Saya menyadari bahwa saya harus memaksa diri berlari lebih kencang dua sampai tiga kali lipat agar saya tidak tertinggal jauh di belakang.

Selain berlatih menulis, saya memperbaiki ketelitian saat memeriksa data dari berbagai sumber. Saya berlatih menajamkan analisa saat menghubungkan sejumlah data yang digunakan untuk membuat berita. Saya berusaha untuk menghilangkan kesalahan saat menulis berita. Proses itu akhirnya berbuah manis. Saya kembali diijinkan untuk mengisi segmen satu dalam program acara tersebut.

Memang berat saat kita melakukan suatu kegiatan dengan durasi lebih banyak dibandingkan orang lain. Lebih lelah, lebih penat, bahkan lebih jenuh dan tertekan. Tetapi kita harus katakan pada diri sendiri bahwa proses perjuangan hanya memakan waktu sebentar, sedangkan manfaatnya akan kita rasakan seumur hidup.

Badai serba salah rupanya dipengaruhi juga oleh lingkungan sekitar kita. Orang-orang dengan berbagai karakter dapat memperbesar badai serba salah dalam kehidupan kita. Saya menyebutnya dengan istilah ‘FUCK’ (Falsity, Underdog, Chaos, Kinky). Yuk, kita berkenalan dengan mereka satu per satu.

  1. Falsity (Munafik)

Biasanya orang seperti ini bermuka dua dan berlidah ular. Kegemarannya mengamati pembicara orang lain untuk menemukan kesalahan, lalu menggunakannya untuk menyerang balik di saat teman bicaranya hilang kewaspadaan.

Setiap pujian darinya selalu bertolak belakang dari kenyataan. Kebaikan yang dilakukannya pastilah mempunyai maksud terselubung yang berbahaya bagi kita. Istilah ‘tidak ada makan siang gratis’ berlaku bagi orang dengan tipe falsity.

Hebatnya, dia selalu memosisikan diri sebagai korban dari suatu kondisi tidak menyenangkan. Cara ini dilakukan agar dia dapat menemukan celah menyelamatkan diri. Dia juga selalu menggunakan kita sebagai tameng dari setiap kesalahan yang dilakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun