Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Perihal ISBN dan Hal-hal yang Perlu Dibenahi

3 Desember 2023   22:56 Diperbarui: 3 Desember 2023   23:24 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penomoran ISBN pada buku. (Sumber: JLGuiterrez/Getty Images Signature via kompas.com)

Kompasianer Merza Gamal melihat ketika Indonesia tengah mengembangkan dunia literasinya soal krisis ISBN justru karena produksi buku yang tidak sejalan dengan tingkat literasi masyarakat.

Namun tidak hanya itu, terlebih karena  praktik penerbitan buku yang tidak selalu berkualitas.

Melihat permasalahan tersebut, Kompasianer Merza Gamal menjelaskan hal lain yang ditawarkan soal penerbitan buku: bukan hanya ISBN, tetapi ada juga yang namanya QRCBN.

QRCBN adalah aplikasi pengidentifikasi buku yang menggunakan teknologi QR Code.

"QRCBN menawarkan solusi yang tidak hanya mengatasi keterbatasan ISBN tetapi juga membuka pintu untuk transformasi positif dalam dunia penerbitan," tulis Kompasianer Merza Gamal. (Baca selengkapnya)

3. Vanity Publisher di Balik Banyaknya Buku Ber-ISBN Tapi Produksinya Minim?

Kompasianer Rini Wulandari merasa aneh karena enam ratusan ribu ISBN yang keluar dari Purpesnas, tapi tidak berbanding lurus dengan banyaknya produk buku.

Bisa jadi, lanjutnya, problemnya adalah banyak buku yang telah ber-ISBN tapi tak jadi terbit atau hanya dicetak terbatas.

Akan tetapi, tidak ada yang keliru juga jika ada orang yang ingin menerbitkan bukunya sendiri karena untuk menambahkan motivasi orang untuk menulis.

"Akan menjadi dilematis justru ketika ada pembatasan terhadap penerbitan buku mandiri, termasuk jika ada pembatasan jumlah eksemplarnya," tulis Kompasianer Rini Wulandari. (Baca selengkapnya)

4. Mengatasi Krisis ISBN dengan Langkah-Langkah Unggul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun