Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Akbar Pitopang Bincangkan Dukungan Orangtua hingga Dosa-dosa (Kita) dalam Dunia Pendidikan

18 November 2023   22:06 Diperbarui: 19 November 2023   08:19 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data FSGI juga menunjukkan, jumlah korban perundungan selama paruh pertama 2023 sebanyak 43 orang, dengan 41 orang korban berasal dari peserta didik dan dua lainnya adalah guru.

Sementara pelaku perundungan didominasi oleh peserta didik, yaitu sejumlah 87 orang pelaku. Diikuti oleh pendidik (5 orang), orangtua (1), dan kepala madrasah (1).

Akbar berpendapat bahwa kontrol orangtua terhadap anak memainkan peran krusial dalam menekan perundungan, terutama terkait konsumsi gadget dan media sosial.

Selain itu orangtua perlu berkomunikasi secara terbuka dengan guru agar dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi perundungan dengan lebih baik. Dengan kontrol dan pendidikan yang baik secara tidak langsung orangtua turut mendukung pendidikan yang diberikan oleh guru.

Berkaca dari kondisi saat ini di mana kekerasan di kalangan masyarakat semakin meningkat, kurangnya rasa hormat terhadap orangtua dan guru, serta munculnya rasa curiga dan kebencian antarsesama, pendidikan karakter menjadi hal yang tidak boleh luput.

Demi menekan itu, selain orangtua, masyarakat pun turut memiliki peran penting dalam menyukseskan pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai etika dan estetika kepada peserta didik.

Menurut Akbar, berbagai upaya selalu diterapkan sekolah demi membentuk pribadi siswa lebih baik. Akan tetapi, menurutnya, tantangan di luar selalu lebih besar. Sebab, kata Akbar, tak jarang justru orangtua menjadi pelaku perundungan itu sendiri.

"Jadi di sebuah sekolah ada kegiatan ekstrakurikuler bela diri. Nah, anak yang lebih berisi itu kan agak kesulitan gerakannya dalam menunjukkan jurus-jurus bela diri. Orangtua yang melihat malah menyoraki. Itu kan sudah termasuk perundungan. Sesuatu yang tidak sepantasnya. Orangtuanya saja seperti itu, jadi otomatis anaknya pasti ngga akan jauh beda. Jadi kesadaran orangtua untuk ikut mencabut akar permasalahan perundungan ini belum menjadi perhatian serius. Masih banyak orangtua  yang sepele dan kurang perhatiannya," bebernya.

Sedikit pengalaman atas kondisi pendidikan itu tadi paling tidak dapat membuka mata kita. Bahwa, kolaborasi antara orangtua dan guru sangat diperlukan agar anak atau siswa benar-benar mendapatkan pembelajaran dan pendidikan yang optimal. Sebab bagaimanapun, jangan pernah renggut hak anak dalam menerima pendidikan yang layak.

Dalam memperingati Hari Guru Nasional 2023, Kompasiana berkolaborasi dengan Kompasianer Akbar Pitopang untuk mengajak sekaligus menantang kamu bagaimana meningkatkan kolaborasi antara orangtua dan guru demi pendidikan anak atau siswa yang lebih baik, serta bersama-sama perlunya mengentaskan perundungan dalam dunia pendidikan.

Jadi, buat kamu yang sudah ngga sabar untuk ikutan Topik Pilihan Kolaborasi ini, tunggu info selanjutnya, ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun