Tingginya angka perceraian adalah persoalan serius. Akan selalu ada yang dikorbankan: bisa hubungan atau anak yang dikalahkan.
Hubungan yang sudah "putus" itu barangkali bisa dibiarkan dan akhirnya menjalani jalannya masing-masing. Akan tetapi, bagaimana dengan anak yang tumbuh di antara perceraian itu?
Perceraian orangtua, apapun sebabnya, bisa memberi trauma panjang pada anak.
Idealnya memang anak tidak dilibatkan pada konflik orangtua, tapi bila itu kadung terjadi maka orangtua mesti bisa menjelaskannya dengan sederhana dan baik pada anak.
Melihat fenomena ini, kami coba pilihkan opini maupun pandangan Kompasianer terkait perceraian.
1. Ini Hal Penting untuk Bersama Membesarkan Anak Setelah Bercerai
Ketika pasangan tidak bisa lagi mempertahankan hubungan mereka, tulis Kompasianer Hennie Triana, meskipun telah meminta bantuan ahli, pilihan terbaik adalah berpisah.
Perceraian tersebut akan makin sulit dilakukan jika sudah memiliki anak.
Namun, rasa-rasanya akan jadi lebih bijaksana bila tidak membiarkan anak tumbuh dengan hubungan yang sudah tak lagi harmonis orangtuanya.
Nah, pertanyaan besarnya adalah bagaimana agar hubungan mantan suami istri dan anak-anak tetap berjalan dengan baik? (Baca selengkapnya)
2. Ketika Perceraian Berdampak Pada Proses Belajar Siswa di Sekolah
Jika perceraian menjadi pilihan terakhir, anak sebagai pihak yang paling tidak berdaya dan terkena dampaknya mesti tetap mendapatkan perhatian.