Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meretas Bangku Kuliah 3,5 Tahun bersama Kompasianer Muda Cintia Gita Pramesi

5 Mei 2023   22:14 Diperbarui: 6 Mei 2023   13:06 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia menyebut untuk mewujudkan itu dibutuhkan kesadaran bertanggung jawab dan komitmen.

Selain dua hal tersebut, menentukan prioritas dan manajemen waktu--yang mana keduanya dibutuhkan oleh mahasiswa saat ini--dapat membantu mencapai target-target yang ingin dicapai.

"Untuk bisa komitmen dengan prioritas itu kita harus sadar dulu dengan tanggung jawabnya di mana. Karena saya kuliah, saya bertanggung jawab dan komitmen untuk kuliah. Ketika kesadaran bertanggung jawab sudah ada, menentukan prioritas akan muncul dengan sendirinya," katanya.

Memiliki kesadaran bertanggung jawab itulah yang pada akhirnya membawa Kompasianer Cintia dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan cepat.

Seperti mahasiswa lainnya, sebelum memulai skripsi, Kompasianer Cintia juga dihadapi tugas untuk membuat seminar proposal. Kendati, menurutnya, masih banyak mahasiswa yang menganggap bahwa seminar proposal adalah mata kuliah biasa seperti mata kuliah lainnya. Padahal, tidak demikian. Seminar proposal ini penting sebagai salah satu syarat menyelesaikan untuk skripsi.

Menyelesaikan seminar proposal perlu dipersiapkan dengan matang. Sebab, menurut Kompasianer Cintia, seminar proposal yang tidak dipersiapkan dengan baik hanya akan menghasilkan dua hal, ditolak atau dirombak total.

"Sangat disayangkan kalau sudah seminar proposal tapi harus dirombak dari awal, apalagi ketika teman-teman yang lain sudah maju bab 4 atau bab 5. Karena harus dirombak kita jadi harus dari bab 1 lagi," ujar perempuan 22 tahun ini.

Karena itu pula Kompasianer Cintia menyarankan untuk mempersiapkan seminar proposal dimulai dari rumusan masalah, bukan judul skripsi. Sebab, tidak semua judul skripsi terdapat masalah.

"Misalnya mau tahu strategi komunikasinya Kompasiana. Namun ketika ditanya memang ada masalah apa di sana sampai-sampai mau meneliti strategi komunikasinya. Kalau jawabnya cuma ingin saja ya ngga bisa. Ngga ilmiah, kan? Kecuali Kompasiana tuh sukses terus, setiap tahun ada growth-nya. Nah itu bisa diteliti strategi komunikasi Kompasiana dalam meningkatkan minat mahasiswa menulis artikel. Masalahnya apa? Masalahnya Kompasiana setiap tahun tumbuh terus, ingin tahu apa penyebabnya sehingga mahasiswa yang menulis artikel di Kompasiana siapa tahu berguna bagi yang lain," bebernya.

Selanjutnya adalah izin. Dia menyarankan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian terhadap sebuah perusahaan atau lembaga memberikan izin untuk diteliti.

"Karena kalau tidak ada izin dan ujug-ujug minta wawancara atau data ke perusahaan atau lembaga yang dituju kan pasti ditolak," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun