Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jiwa Hospitality Seorang Hotelier Celestine Patterson

10 April 2023   19:45 Diperbarui: 15 April 2023   15:00 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Contoh, saat bangun tidur kita harus menyapa keluarga. Good morning, how yours sleep, dan sebagaimanya. Keramah-tamahan semacam itu bukan hanya dalam dongeng atau di film-film barat, kok. Dan kita harus lakukan itu," kata Celestine.

Memang sulit membayangkan seorang hotelier tanpa jiwa hospitality. Terlebih untuk menangani komplain para tamu.

Celestine menceritakan, ia kerap kali menangani komplain para tamu yang merasa tidak puas terkait produk maupun pelayanan hotel.

Pernah suatu kali dia menerima komplain karena gambar produk yang tertera di internet tidak sesuai dengan aslinya.

Belakangan dia menyadari bahwa apa yang beredar di internet sudah melalui olahan gambar.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan cara itu, namun bila terlalu beda hasilnya maka bukan tamu yang akan datang, melain komplain yang akan bertamu.

Untuk menangani komplain tersebut Celestine mengatakan kita harus terbuka dan mau mendengarkan keluhan. Lain itu, komplain juga perlu ditangani dengan cepat dan efektif.

Menangani komplain adalah skill yang tidak dimiliki setiap staf. Butuh kepandaian khusus. Perlu jam terbang. Materi pelajaran dasar saat melangkah di dunia perhotelan.

Maka, tak berlebihan jiwa hospitality harus ada di setiap mereka yang terjun di dunia perhotelan.

Masa-masa Sulit Perhotelan

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tiga tahun lalu memiliki dampak besar bagi manusia dan perekonomian, tidak terkecuali industri perhotelan.

Pada masa tersebut hotel mengalami penurunan signifikan dalam jumlah tamu dan pendapatan dan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja. Beberapa hotel bahkan terpaksa menutup sementara atau bahkan menjual hotel karena tak lagi sanggup bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun