"Saya ditolong sama Ibu-ibu berjilbab dan anaknya, diantar lewat jalur kuburan ke rumah Om saya di Karawaci," ungkapnya. "Nah, kemarahan massa saat itu adalah isu kesehatan jiwa juga," ujarnya menambahkan.
Fenomena sosial itulah yang lantas membuat dr. Andri tertarik pada spesialisasi psikiatri. Ia pun mendalami kajian ilmu budaya dasar yang diberikan kepada setiap mahasiswa eksakta. "Saya tertarik, dan berpikir menarik juga ya bisa baca pikiran orang," katanya mengenang perspektifnya semasa muda. Inilah awal mulanya hingga ia menggunakan istilah "Mbahndi" sebagai nama akun media sosialnya. Ia mengira pekerjaan sebagai psikiater mirip seperti dukun.
Dokter Andri pun lulus tahun 2003 dan memiliki gelar spesialis kejiwaan tahun 2008 dari kampus yang sama.
Lalu bagaimana hingga akhirnya dr. Andri banyak menulis di Kompasiana? Ia mengaku bahwa semasa SMP, dirinya adalah kebanggaan gurunya lantaran suka menulis, bahkan membuat puisi! Akan tetapi, pada satu waktu tulisannya sempat dicela oleh wartawan.
Sampai akhirnya dr. Andri menemukan buku "Berani Menulis Artikel" yang ditulis oleh Wahyu Wibowo. Ya, dari buku itulah akhirnya dr. Andri terus belajar memperbaiki tulisannya, bahkan berusaha untuk meniru teknik penulisannya. Kini artikelnya di Kompasiana masih banyak dikutip oleh media online ini sebagai rujukan.
Sebelum menulis di Kompasiana, dr. Andri mengirimkan tulisannya pertama kali ke koran pada tahun 2006, saat menjadi dokter residen. Ia menulis untuk Suara Pembaruan, Jawa Pos, dan Media Indonesia. Ketika itu, ia berpikir bahwa pendapatan yang diperolehnya lumayan. "Maka tidak heran jika teman-teman dokter memilih untuk menjadi content creator," tambahnya.
Selain "Mbahndi", dr. Andri kerap menggunakan nama "Andri Psikosomatik" sebagai nama penanya di media sosial.
Memang, dr. Andri merupakan satu-satunya dokter dari Indonesia yang mendapat pengakuan dari Fellow of The Academy of Psychosomatic Medicine (FAPM) di Amerika Serikat. Buah dari pendidikan yang ditempuhnya dari American Psychosomatic Medicine di Atlanta, Amerika Serikat (tahun 2012, 2013, dan 2014). Ia pun pernah juga mengikuti International Brain Medicine, Course on Psychopharmacology, di Makati, Filipina (2013).
Keahliannya sebagai dokter spesialis kejiwaan dan hobinya mengedukasi lewat video serta tulisan membawanya pada peran sebagai Humas Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) tahun 2019-2022.
Trimantra ala dr. Andri: Ikhlas, Sabar, Sadar
Menganut ajaran Buddha, spiritualitas Buddha telah banyak membantu dr. Andri mendalami ilmu kejiwaan. "Dari kecil saya berlatih menditasi, menyadari. Dalam Buddha ada Vipassana: menyadari kondisi sekarang."