Di tengah situasi yang tidak pasti seperti sekarang ini, sebagian orang kini mulai mengambil peluang untuk berinvestasi.
Tak jarang bagi pemula yang ingin melakukan investasi, kerap kali ditawari instrumen investasi dengan memberi referensi orang-orang tertentu sebagai rujukan.
Namun perlu dipahami, bagi pemula yang baru akan berinvestasi, setidaknya pahami dulu beberapa hal penting ini agar tidak terjebak investasi bodong.
Lalu, bagaimana agar berinvestasi tetap aman?
Berikut Kompasiana telah merangkum artikel menarik dan populer lainnya, mulai dari tips berinvestasi hingga mindset yang benar dalam berutang.
1. Jangan Investasi Hanya Karena Referensi Orang Lain
Pernahkah Anda ditawari instrumen investasi dengan memberi referensi orang-orang tertentu sebagai rujukannya?
Cara-cara seperti ini biasanya menyasar orang-orang yang kurang paham dengan hitung-hitungan untung rugi investasi, sehingga menjadikan referensi tersebut sebagai pertimbangan utama.
Namun, apakah cara tersebut dapat menjamin keamanan dalam berinvestasi? (Baca selengkapnya)
2. Tidak Memberitahukan Penyakitnya kepada Pasien, Bolehkah?
Saat mengalami sakit berat seperti kanker, biasanya keluarga pasien meminta dokter untuk tidak memberitahukan secara langsung penyakit yang diderita oleh pasien.
Namun, apakah merahasiakan penyakit dari pasien merupakan tindakan yang tepat? (Baca selengkapnya)
3. Akankah Beli Minyak Goreng dan Tempe Wajib Pakai BPJS Kesehatan?
Minyak goreng menjadi barang langka setelah berbulan-bulan melonjak harganya. Saat tersedia stoknya di ritel modern, pembeliannya pun dibatasi. Akibatnya masyarakat harus berebut paling cepat untuk mendapatkannya. Sebab jika kehabisan hari ini, belum tentu esok akan tersedia kembali.
Di beberapa tempat pembeli yang sudah mendapatkan minyak goreng seharga Rp 14.000 per liter diberi tanda jarinya dengan tinta seperti tanda pasca mencoblos saat pemilu.
Sementara di tempat lain pembelian minyak goreng dengan harga subsidi wajib melampirkan fotokopi Kartu Keluarga dan sertifikat vaksin Covid-19. (Baca selengkapnya)
4. Menerima Kekurangan Anak, Memberinya Ruang untuk Tumbuh Menanamkan kedisiplinan pada anak saat penting. Salah satu cara membangun sifat disiplin pada anak ialah dengan mengajarkan anak untuk  membantu pekerjaan di rumah.
Meskipun apa yang dikerjakan oleh anak belum sempurna, dalam momen tersebut, orangtua dapat memberikan masukan terhadap kekurangan pekerjaan anak tanpa merendahkannya. (Baca selengkapnya)
5. Mindset yang Harus Diubah bagi yang Suka Berutang
Masalah utang piutang kera paki mempertaruhkan hubungan silaturahmi. Tak jarang silaturahmi bisa putus karena utang.
Biasanya, hal yang sering terjadi terkait masalah utang dan piutang ialah orang yang berutang sering bersikap argon dan tidak terima ketika utangnya ditagih. (Baca selengkapnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H