Mereka tahu apa dan seperti apa Wayang Kulit itu, tapi tidak pernah menontonnya langsung.
Dari jawaban-jawaban yang Kompasianer Indra Mahardika dapatkan, ada poin pertama yang menjadi kendala adalah bahasa.
"Kendala tersebut karena masyarakat Indonesia tergolong heterogen. Ingin menonton atraksi wayang kulit namun tidak paham apa yang disampaikan karena terkendala bahasa," tulis Kompasianer Indra Mahardika.
Jika itu dari sisi penikmat Wayang Kulit, bagaimana bagi pelakunya? Bukan dalang --yang mementaskan wayang-- melainkan pembuatnya.
Kompasianer Nanang Diyanto sekali waktu pernah mengunjungi Isyanto, seorang pengrajin Wayang yang cukup kenamaan.
"Banyak foto-foto pejabat yang pernah berinteraksi dengannya, presiden SBY, pejabat-pejabat tinggi di kepolisian dan TNI," tulis Kompasianer Nanang Diyanto.
Wayang buatannya tersebut dibuat dari kulit kerbau yang didatangkan dari Jawa Tengah.
Pasalnya, karakteristik kulit kerbau dari Jawa Tengah paling bagus, baik tekstur, tingkat kekeringannya, warna, sampai kerataan tebal tipisnya.
Oleh karena itu, tidak heran jika Wayang Kulit buatannya itu jadi buruan para kolektor: dari detail hingga kehalusannya membuat harga sangat mahal.
Sedangkan pada perayaan Hari Wayang Sedunia tahun ini, Kompasianer Mbah Ukik melaporkan kegiatan dari Padepokan Seni Mangun Dharmo di Desa Tulus Besar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
"Pagelaran yang cukup unik dengan lakon Lahirnya Abimanyu sengaja mengangkat dan memberi kesempatan pada dalang-dalang muda hasil didikan Ki Sholeh Adi Pramono," tulis Kompasianer Mbah Ukik.