Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

3 Resensi Novel Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan

7 Oktober 2021   15:55 Diperbarui: 7 Oktober 2021   16:09 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko buku yang memajang novel Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan. (kompas.com)

Toko buku yang memajang novel Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan. (kompas.com)
Toko buku yang memajang novel Cantik Itu Luka, Eka Kurniawan. (kompas.com)

Saat membaca novel "Cantik Itu Luka" ada beberapa hal menarik. Salah satu yang menarik adalah bentuk sastra surealis yang dilatari sejarah kolonial Hindia Belanda.

"Setelah selesai membaca, saya mengerti mengapa Eka Kurniawan begitu dipandang oleh Dunia. Secara kualitas, konten dan narasi narasi yang disampaikan sangat krusial dan kaya akan riset," tulis Kompasianer Amos Ursia.

Hal tersebut karena dari novel Cantik Itu Luka pemakaian perspektif yang jarang dikaji dalam historiografi Indonesia merupakan hal yang menyegarkan.

Kompasianer Amos Ursia menjelaskan ada 3 bagian perspektif yang menarik.

"Perspektif seorang pelacur golongan Indo, perspektif seorang preman kebal peluru yang akhirnya dikarungi dalam operasi militer pembasmi kriminal, sampai kisah cinta pemuda pribumi dengan gadis Belanda yang berakhir dengan tragis," tulisnya.

Ini bukan hal sederhana, lanjutnya, dalam sejarah kontemporer Indonesia pelacuran dalam konteks kolonial sedang serius dikaji: bagaimana motif para gadis ini melacur dan sejauh apa dampak politisnya? (Baca selengkapnya)

***

Jadi, bagaimana tanggapan Kompasianer atas ucapan Dewi Ayu yang dikutip dari novel Cantik Itu Luka? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun