Kurang dari seminggu, puasa Ramadan akan tiba. Segala persiapannya tentu pasti kamu sudah siapkan.
Namun sebelum puasa Ramadan benar-benar tiba, ada baiknya kamu mencoba beberapa makanan khas yang mungkin belum pernah kamu coba sebelumnya.
Berikut ini rekomendasi kuliner khas yang bisa kamu coba jelang puasa Ramadan:
Mi Bancir
Salah satu kuliner khas Kota 1000 Sungai hasil akulturasi budaya dengan pendatang yang paling mudah dilihat adalah mi bancir.
Konon mi ini sudah ada sejak 1960an. Sejak saat itu mi bancir selalu menjadi daya tarik para petualang kuliner.
Hal pertama yang membuat mi ini menarik adalah namanya, bancir, yang sekilas mirip dengan kata "banci".
Nah kebetulan, menurut kamus Bahasa Banjar, bancir artinya juga banci atau bencong atau wadam.
Mi bancir disajikan dalam keadaan setengah basah. Antara berkuah dan kering
Disebut berkuah, tapi karena kuahnya kental dan tidak terlalu banyak maka sekilas seperti kering, layaknya mi goreng. Â
Kesan setengah-setengah inilah yang menyebabkan sajian kuliner ini akhirnya lebih familiar dengan sebutan mie bancir. (Sumber)
Doclang
Salah satu kuliner khas Indonesia ada yang mulai dilupakan, doclang namanya.
Mendengar nama makanan ini mungkin cukup asing. Namun bagi masyarakat Bogor, Jawa Barat, doclang bukanlah hal baru.
Doclang adalah salah satu jajanan tradisional kota Bogor yang dulunya kerap dijajakan keliling permukiman.
Terbuat dari lontong dengan siraman bumbu kacang kental, umumnya disantap pada saat sarapan.
Rasanya merupakan gabungan dari gurihnya kacang bersama bumbu rempah dan manisnya kecap.
Seporsi doclang terdiri dari ketupat atau lontong dan tahu disiram bumbu kacang.
Meski mulai jarang ditemukan, makanan ini masih bisa ditemui di daerah-daerah perumahan atau perkampungan.
Penganan tersebut sebangun dengan kupat tahu Bandung dan daerah lain, dengan bumbu kacang yang sudah matang. (Sumber)
Sate Blengong
Kali ini, sate khas Brebes, Jawa Tengah, yang jadi rekomendasi. Namanya sate blengong.
Kalau kamu penasaran dengan sate ini, bisa datang langsung ke dekat alun-alum Kota Brebes.
Di sana, bisa dibilang kamu bakal bisa menikmati sate ini sambil rekreasi sekaligus menikmati keindahan Kota Brebes.
Nama blengong diambil dari unggas hasil perkawinan silang bebek dan entok. Dagingnya pun empuk dan gurih.
Rupanya, kunci dari keempukan dan kegurihan daging ada pada meramu masakannya. Sebelum dimasak, daging ini direbus terlebih dahuludengan aneka rempah-rempah seperti kamijara, lengkuas, daun salam dan lainnya.
Nikmatnya sate blengong khas Brebes ini mampu membuat nyaman dilidah juga dikantong. Satu kodi sate blengong harganya cuma Rp 60 ribu! (Sumber)
Kwetiau Bagan
Namanya memang kwetiau. Tapi, tidak seperti kwetiau pada umumnya.
Kwetiau bagan berwarna merah. Warna merah tersebut berasal dari cabai giling yang dimasak bersama kwetiau. Makin pedas rasanya, makin merah pula warnanya dan makin harum juga aromanya.
Apabila kamu ingin mencoba kuliner satu ini namun agak kesulitan menemukannya, kamu bisa mencobanya di rumah.
Cara menyiapkan kwetiau bagan memang tidak sulit, namun juga tidak mudah. Jika salah mengolah, maka hasilnya akan terasa hambar dan tidak sedap.
Bahan untuk membuat kwetiau bagan pun sangat sederhana. Kamu hanya perlu menyiapkan kwetiau basah, bawang putih, telur bebek, udang, kucai, tauge, cabai giling, kecap asin, lada dan minyak untuk menumis.
Untuk mendapatkan kualitas rasa yang prima, sangat penting menggunakan bahan yang segar. (Sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H