Ada cara terbaik mengenal diri sendiri, yakni coba bertanya pada diri sendiri pula seperti puisi yang ditulis Kompasianer Riski Rosalie. Dengan begitu, kita bisa tahu bagaimana bersikap dengan orang lain.
16. Puisi | Requiem Sang Ksatria
Kompasianer Elsa Valent menuliskna puisi yang sedih tentang seorang yang sudah lelah dan berjuang. Karena kita mungkin akan mengenang dengan cara yang berbeda, tapi rasa sedih tetaplah sama.
17. Puisi | Maukah Kau Mengenalku?
Puisi yang romantis tidak perlu puitis; tapi nafasnya selalu sama sebagaimana yang dibuat oleh Kompasianer Peter Jeandrie: Sementara membekunya waktu kenalilah aku/Sementara detik terhenti ingatlah padaku
18. Puisi | Kapalku Berlayar Menuju Pulaumu
Apa caramu mendekati seseorang yang dicintai seperti puisi yang ditulis Kompasianer Peter Jeandrie ini: Ada kalanya kau seperti pulau tanpa mercusuar/Aku tersesat di permukaan laut malam
19. Puisi | Bertemu di Tengah
Pertamuan seperti apa yang kamu inginkan jika satu waktu mesti bertemu dengan seorang yang lama kau tunggu? Kompasianer Riski Rosalie ingin agar "bintang-bintang pun dapat mendengarnya/Dan kau pun tahu aku pun berlari ke arahmu".
20. Puisi | Hidup di Balik Topeng