Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pilihan Guru Mengajar hingga Potensi Terjerat Utang

14 Juli 2020   04:53 Diperbarui: 14 Juli 2020   04:58 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar 25% daratan di Singapura adalah hasil reklamasi. Sumber gambar: Kenji Hotta & Ian M. Dutton. 1995.
Sekitar 25% daratan di Singapura adalah hasil reklamasi. Sumber gambar: Kenji Hotta & Ian M. Dutton. 1995.
Negara inilah yang bikin heboh tahun 2001-2003, gara-gara aktivitas impor pasir laut dari Indonesia.

Hebohnya karena ribut-ribut soal batas negara yang bergeser, merugikan Indonesia. Kenapa demikian? (Baca selengkapnya)

Liga 1 Lanjut Digelar Tanpa Penonton, Normal bagi Sepak Bola Kita

Laga Persipura Jayapura vs Persib Bandung pada putaran kedua musim lalu digelar di Stadion Delta Sidoarjo tanpa dihadiri penonton (23/09/2019). (Sumber foto: liga-indonesia.id)
Laga Persipura Jayapura vs Persib Bandung pada putaran kedua musim lalu digelar di Stadion Delta Sidoarjo tanpa dihadiri penonton (23/09/2019). (Sumber foto: liga-indonesia.id)
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 memastikan bahwa kompetisi akan digelar kembali mulai 1 Oktober 2020.

Bagi penggemar sepak bola lokal, ini menjadi kabar baik. Awalnya kita harap-harap cemas akan kelanjutan Liga 1, mengingat kasus positif Covid-19 di Indonesia terus naik.

Di sisi lain juga ini menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah sepak bola kita tanpa penonton adalah sebuah kenormalan baru atau justru keniscayaan? (Baca selengkapnya)

Utang Itu Bukan Aset, Jeratannya Memikat tapi Sulit Melepaskan

busy.org
busy.org
Sekarang ini tawaran untuk berutang itu begitu banyaknya. Jika ingin berutang, ada banyak cara untuk melakukannya. Mulai dari kartu kredit sampai finansial teknologi menyerbu kita untuk menawarkan utang.

Ketika masa pandemi, warga makin sulit mencari pekerjaan, bahkan yang punya pekerjaan kena PHK, ada yang gajinya dikurangi l/2, ada yang berkurang pendapatannya seperti ojol. Mulailah berpikir untuk berutang sebagai jalan keluarnya.

Ketika sudah berutang, beberapa orang sering tergelincir dengan kemudahannya. Bahkan, ada yang tak bisa terlepas dari jerat utang.

Lalu bagaimana kita seharusnya menyikapi sebuah keadaan seperti ini? (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun