Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pilihan Guru Mengajar hingga Potensi Terjerat Utang

14 Juli 2020   04:53 Diperbarui: 14 Juli 2020   04:58 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apapun profesi yang dilakoni pastinya memiliki tantangan tersendiri, termasuk menjadi guru dan pilihan di mana ia mengajar.

Kompasianer Ozy Alandika mengisahkan perjalanannya menjadi seorang guru. Ia menuliskan segala tantangannya menjadi seorang guru yang mengajar di kota dan di pelosok. Keduanya punya tantangan masing-masing.

Apa yang diceritakan Ozy menjadi salah satu artikel terpopuler di Kompasiana, Senin (13/07/2020).

Selain itu ada juga artikel seputar finansial yang membahas bagaimana utang keuangan amat berpotensi menjerat seseorang di tengah kondisi seperti ini.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana:

Jadi Guru, Mendingan Mengajar di Pelosok atau di Kota?

Ilustrasi guru mengajar. Foto: Iqwan Alif dari Pexels.com
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Iqwan Alif dari Pexels.com
Apabila ditanya mana yang lebih memiliki tantangan antara mengajar di kota dan di pelosok, tentu tak akan mudah untuk dijawabnya.

Sebab, keduanya, memiliki tantangan tersendiri. Bahkan mendapatkan keseruannya masing-masing.

Memang apa tantangan serta keseruan mengajar di kota dan di pelosok? (Baca selengkapnya)

Harapan Pendidikan Daerah 3T+1: Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Ter-Lockdown

Sumber: Pendidikan.id
Sumber: Pendidikan.id
Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah 3T antara lain adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched).

Permasalahan lain dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka putus sekolah yang relatif tinggi, sementara angka partisipasi sekolah masih rendah.

Kalau direfleksikan, penyebutan daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) seringkali menimbulkan rasa kurang nyaman dan sangat mengganggu telinga kami yang tinggal di daerah tersebut. Mengapa? (Baca selengkapnya)

Singapura, Pengisap Pasir Tetangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun