Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Intip Kiat Para Freelancer Hadapi Ketidakpastian Finansial

14 April 2020   13:00 Diperbarui: 23 April 2020   17:28 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak pandemi Covid-19, semua kegiatan yang mengundang banyak massa harus dibatalkan. (Ilustrasi: Freepik/lifeforstock)

Andini tidak memungkiri bahwa masalah penghasilan jadi hal yang dikhawatirkan keluarga dan kerabatnya. Belum lagi soal jaminan-jaminan lain yang tidak otomatis didapatkan seperti pekerja kantoran secara umum.

Namun Andini menilai bekerja lepas dan paruh waktu membuatnya lebih bisa mengatur waktu secara mandiri. "Mungkin bisa juga bagi seorang perempuan lebih baik menjadi freelancer karena kelak dia akan menikah dan punya anak, sehingga akan lebih mudah mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga."

Soal kemudahan membagi waktu juga lah yang jadi pertimbangan Aura Asmaradana memilih bekerja lepas. Setidaknya kini ia fokus mengambil proyek untuk 3 bidang yaitu penelitian, penulis, dan editor. Sebagai orangtua tunggal, ia butuh pekerjaan tanpa harus banyak kehilangan momen bersama anak-anaknya yang masih kecil.

Bekerja freelance bisa jadi solusi bagi seorang ibu yang ingin tetap berpenghasilan tanpa harus mengorbankan banyak waktunya bersama anak. (Ilustrasi: Freepik/Arthur Hidden)
Bekerja freelance bisa jadi solusi bagi seorang ibu yang ingin tetap berpenghasilan tanpa harus mengorbankan banyak waktunya bersama anak. (Ilustrasi: Freepik/Arthur Hidden)
Pekerjaan yang ia terima selama menjadi pekerja lepas memiliki jangka waktu yang beragam.

Untuk satu proyek sederhana yang dikerjakannya sendiri dengan waktu relatif pendek, ia memperoleh sekitar Rp 500.000 atau lebih. Namun untuk proyek besar yang memakan waktu lebih dari sebulan, timnya bisa mendapat penghasilan puluhan juta. Kalau sudah begitu, target bulanan ke depan pun relatif aman.

Bagi Aura, seorang freelancer harus memastikan sejak awal bagaimana rincian pekerjaan yang ditawarkan untuknya, termasuk soal honorarium dan kapan waktu cairnya.

"Klien menawarkan kerja, kemudian saya dan klien akan mendiskusikan mengenai rinciannya, misalnya, waktu, jenis, kuantitas, dan kualitas produk. Hal-hal rinci itu kemudian menentukan honorarium yang saya terima. Kemudian saya dan klien menegosiasikan jumlah (serta) fase pembayarannya."

Tak jauh berbeda dengan yang diungkapkan Maria Dolorosa Farah Diena, seorang yang menyebut dirinya sebagai pekerja freelance purnawaktu di bidang penerjemahan. Menurut Maria, idealnya freelancer harus menandai kesepakatan kedua belah pihak dengan surat kontrak.

"Pekerjaan sesedikit apapun, perlu ada perjanjian atau ungkapan tertentu yang ditandatangani oleh kedua pihak. Saya juga memilih korporasi yang tidak mengekang, atau melarang karyawannya bekerja untuk lembaga lain. Dengan demikian, saya bisa mengupayakan sumber hidup lain."

Maria yang kini sudah bisa menghasilkan 30-40 juta rupiah perbulan, mengingatkan bahwa seseorang harus punya pertimbangan matang sebelum terjun menjadi freelancer, khususnya soal cara mendapatkan penghasilan.

"Perlu siap-siap juga kalau misalkan di 6 bulan pertama lo gak dapat job. Tantangannya adalah, di banyak waktu tersebut, lo tidak akan menerima upah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun