Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Lebih Baik Memindahkan Ibu Kota atau Pusat Pemerintahannya Saja?

6 Mei 2019   06:11 Diperbarui: 6 Mei 2019   14:39 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Monas dan Ondel-ondel (Foto: Yohanes Prayogo - @kompasklasika)

Peringatan hari buruh dan Hari pendidikan nasional yang berdekatan bukan tanpa arti. Sebab, kedua peringatan ini justru mengandung banyak permasalahan yang seharusnya dicarikan solusinya oleh Pemerintah dan semua yang berperan di dalamnya.

Kompasianer Siahaan Junior melihatnya sebagai momentum untuk emperjuangkan hak, bukan sebagai hari untuk liburan.

"Jika Buruh sejahtera, sekolah yang hari demi hari bertambah mahal pun dapat diduduki oleh anak-anak pekerja yang disebut sebagai Buruh," tulisnya. (Baca selengkapnya)

5. Ketimpangan Capaian Pembangunan Manusia dan Solusinya

Mengutip rilis yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2018, secara rata-rata orang Indonesia memiliki kapabilitas dasar (tingkat kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan) yang lebih baik daripada sebelumnya.

BPS melaporkan bahwa secara nasional IPM mencapai level baru, yakni 71,39 pada 2018, atau mengalami peningkatan secara substansial sebesar 0,58 poin dari tahun sebelumnya (70,81).

Melihat data itu Kompasianer Kadir Ruslan menjelaskan, untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut secara tepat, UNDP menggunakan IPM.

"Ini merupakan sebuah indeks komposit yang dirancang untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia melalui tiga dimensi, yaitu kehidupan yang panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup yang layak," tulisnya.

Akan tetapi ini patut disayangkan karena di tengah kemajuan mengesankan yang telah diperoleh dari komitmen kuat terhadap pembangunan manusia, banyak orang Indonesia masih tertinggal dalam hal kapabilitas dasar yang diukur melalui ketiga dimensi IPM.

"Hal ini ditunjukkan oleh adanya perbedaan yang nyata atau disparitas dalam pencapaian pembangunan manusia yang terjadi antar individu, gender, dan wilayah," lanjutnya. (Baca selegkapnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun