Menurut Timothy, berdasarkan berbagai laporan, "bocoran" yang digadang sebagai "soal latihan sangat mirip" (70-90% sama persis), ada beberapa sumber yang terlibat dalam kasus ini. Berbagai macam fakta dan teori pun bermunculan.
Salah satu dari berbagai kasus tersebut adalah berdasarkan kesaksian dari salah satu guru yang menjadi bagian dari tim pembuat soal USBN, yang terjadi sebenarnya adalah bukan "pencomotan soal dari sekolah lain", tetapi soal "guru yang tidak ikut rapat untuk membahas finalisasi soal".
Mereka yang tidak ikut rapat ini mengira mungkin soal tersebut adalah soal latihan, dan kemudian menyebarkannya pada siswa di sekolah. Cerita selengkapnya bisa dibaca pada link ini.
4. Menakar Peluang dan Tantangan UNBK
Asep menyampaikan bahwa efisiensi yang dibawa dalam CAT bisa terjadi karena CAT tidak membutuhkan butir soal yang banyak karena dalam UNBK ini secara otomatis bisa mengenluarkan soal sesuai kemampuan yang diujikan.
Kemudian, dengan sistem komputerisasi, UNBK dilaksanakan dalam berbagai peluang dan tantangan. Banyak hal yang dapat menghambat pelaksanaannya, diantaranya gangguan listrik, kekurangpahaman akan masalah teknis, dan tentunya kebocoran soal. Baca selengkapnya di sini.
5. Ujian Nasional Berbasis Komputer Belum Waktunya di Indonesia
Ketersediaan perangkat dan jaringan komputer, tenaga IT, dan banyak sekolah yang belum siap mendapatkan sistem ujian berbasis komputer ini rupanya bisa menjadi penghalang. Kemudian Revan menyimpulkan bahwa UNBK ini sebaiknya dilaksanakan tetap berupa soal ujian berbentuk kertas. Mengapa? Baca selengkapnya di sini.