Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belum Semua Sekolah di Indonesia Siap dengan UN Berbasis Komputer

28 April 2017   13:43 Diperbarui: 4 Mei 2017   19:20 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://pojoksatu.id

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini dilakukan serempak dengan menggunakan sistem berbasis komputer. Dengan inovasi ini, diharapkan kebocoran soal UN akan berkurang. Namun, terobosan dari Mendikbud Muhadjir Effendy ini tetap membuahkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.

1. Setelah UN Harga Mati, 'Memilih Mata Pelajaran Sendiri' Muncul sebagai Solusi

Kompasianer Achmad Saifullah Syahid memandang UN seperti "harga mati". Menurutnya, pelaksanaan UN yang dilakukan Mendikbud sudah tidak dapat diganggu gugat lagi, sehingga perbaikan demi perbaikan terus menjadi agenda utama.

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2017 ini hanya ada empat mapel yang diujikan, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan satu mapel pilihan sesuai jurusan.

Yang disayangkan dari keputusan ini adalah terkesan tambal sulam dan terburu-buru akrena diputuskan beberapa bulan menjelang UN dilaksanakan. Keputusan ini tidak terintegrasi dengan model dan sistem belajar yang sudah dijalani selama tiga tahun. Akan berbeda bila sejak di tahun pertama siswa bisa fokus pada salah satu mapel yang diminatinya.

"Alih-alih melakukan kajian, riset, penelitian, simulasi tentang model belajar yang mendalam dan meluas, Mendikbud langsung tancap gas dengan keputusan yang diambilnya." ujar Achmad. Baca selengkapnya di sini.

2. 6 Catatan Pelaksanaan UNBK 2017

Suasana saat ujian UNBK SMK N Saptosari, Gunung Kidul (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Suasana saat ujian UNBK SMK N Saptosari, Gunung Kidul (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Setiap tahunnya, pelaksanaan UN memang terus menjadi sorotan banyak orang. Kompasianer Totok Triyadi memberi beberapa catatan penting untuk pelaksanaan UNBK 2017.

Pertama infrastruktur komputer yang memadai. Sebaiknya program penambahan komputer di tiap sekolah harus dipenuhi oleh sekolah itu sendiri, bukan "menumpang" pada sekolah lain. Selain itu sistem keamanan jaringan juga harus diperhatikan agar tidak ada kebocoran soal.

Selanjutnya, hal-hal mendasar seperti pengawas, teknisi, dan peserta harus mampu mengetahui sistem dan teknis pelaksanaan UNBK dengan lengkap agar tidak terjadi kesalahan, seperti salah pengisian data. Artikel selengkapnya di sini.

3. Ada Bunyi "Bocor" di USBN?

Sumber: http://singkepgaleri.blogspot.co.id
Sumber: http://singkepgaleri.blogspot.co.id
Kebocoran pada soal rasanya masih terus terjadi dari tahun ke tahun. Kali ini, Kompasianer Timothy Antoni mengkritisi soal bocor pada US/USBN.

Menurut Timothy, berdasarkan berbagai laporan, "bocoran" yang digadang sebagai "soal latihan sangat mirip" (70-90% sama persis), ada beberapa sumber yang terlibat dalam kasus ini. Berbagai macam fakta dan teori pun bermunculan.

Salah satu dari berbagai kasus tersebut adalah berdasarkan kesaksian dari salah satu guru yang menjadi bagian dari tim pembuat soal USBN, yang terjadi sebenarnya adalah bukan "pencomotan soal dari sekolah lain", tetapi soal "guru yang tidak ikut rapat untuk membahas finalisasi soal".

Mereka yang tidak ikut rapat ini mengira mungkin soal tersebut adalah soal latihan, dan kemudian menyebarkannya pada siswa di sekolah. Cerita selengkapnya bisa dibaca pada link ini.

4. Menakar Peluang dan Tantangan UNBK

Sumber: https://kabarindonesiapintar.com
Sumber: https://kabarindonesiapintar.com
Dengan semakin berkembangnya teknologi, para pendidik pun memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompasianer Asep Abdurrahman bercerita tentang pada awalnya model atau aplikasi yang dikembangkan UNBK atau CAT adalah model ujian dengan interaksi langsung dengan komputer yang telah tersedia butir soal dan peserta ujian.

Asep menyampaikan bahwa efisiensi yang dibawa dalam CAT bisa terjadi karena CAT tidak membutuhkan butir soal yang banyak karena dalam UNBK ini secara otomatis bisa mengenluarkan soal sesuai kemampuan yang diujikan.

Kemudian, dengan sistem komputerisasi, UNBK dilaksanakan dalam berbagai peluang dan tantangan. Banyak hal yang dapat menghambat pelaksanaannya, diantaranya gangguan listrik, kekurangpahaman akan masalah teknis, dan tentunya kebocoran soal. Baca selengkapnya di sini.

5. Ujian Nasional Berbasis Komputer Belum Waktunya di Indonesia

Sumber: makassar.tribunnews.com
Sumber: makassar.tribunnews.com
Dari beberapa orang yang setuju serta mendukung pelaksanaan UNBK, Kompasianer Revan Depati menilai bahwa UNBK belum saatnya dilaksanakan di Indonesia. Ia menyimpulkan hal ini karena masih banyak daerah di Indonesia yang belum siap untuk menerima sistem komputerisasi ini.

Ketersediaan perangkat dan jaringan komputer, tenaga IT, dan banyak sekolah yang belum siap mendapatkan sistem ujian berbasis komputer ini rupanya bisa menjadi penghalang. Kemudian Revan menyimpulkan bahwa UNBK ini sebaiknya dilaksanakan tetap berupa soal ujian berbentuk kertas. Mengapa? Baca selengkapnya di sini.

(FIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun