Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Formasi Baru Bulu Tangkis Indonesia Hingga Gaya Sepak Bola Tiki Taka

16 Januari 2017   16:52 Diperbarui: 16 Januari 2017   16:59 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi headline. Syed Balkhi

Selain gempa yang terjadi di Jawa pada 1943, buku ini juga mencatat frekuensi kejadian gempabumi yang terjadi pada tahun 1936 sebanyak 490 kejadian. Terdiri dari Sumatra 149 kejadian, Jawa 128, Kepulauan Sunda (Nusa Tenggara) 27, Sulawesi 79, Maluku 81 dan New Guinea 26 kejadian.

Selengkapnya 

4. "Benteng Takeshi", Tujuan Wisata Baru di Yogyakarta

Benteng Takeshi yang ada di Yogya. Dokumentasi Kompasianer Daniel
Benteng Takeshi yang ada di Yogya. Dokumentasi Kompasianer Daniel
Bagi Anda warga Yogya, ada sebuah destinasi baru yang pas untuk Anda kunjungi dan nikmati. Tempat ini dibangun sejak sekitar setahun lalu, berupa bangunan yang disusun dari batuan magma di atas tanah seluas 1,3 hektar.

Nama bangunan tersebut adalah “The Lost World Castele”, namun dari beberapa pembicaraan yang saya dengar banyak yang lebih suka menyebutnya dengan istilah “Benteng Takeshi”. Lokasi bangunan tersebut terletak di sekitar Jl kaliurang KM 23, atau persis timur TPR Kaliurang.

tempat ini sangat ideal sekali karena merupakan perpaduan bagi orang yang ingin melepaskan kepenatan dengan melihat cakrawala luas semacam di pantai sekaligus melihat disertai melihat keindahan Gunung Merapi. Terlebih adalah sangat ideal bagi penggemar fotografi yang ingin mengabadikan gambar-gambar terbaiknya, baik saat awan siang yang cerah maupun saat matahari terbenam.

Selengkapnya 

5. Spanyolisasi Era Edy Rahmayadi

Luis Milla, calon pelatih timnas Indonesia. Tribunnews.com
Luis Milla, calon pelatih timnas Indonesia. Tribunnews.com
Spanyol tidak diragukan lagi memiliki tim sepak bola yang kuat di daratan Eropa. Sebut saja Barcelona, Real Madrid atau Athletico Madrid. Kehebatan dan gaya bermain tim di sana kerap menjadi kiblat. tak heran jika ketua umum PSSI terpilih (Edy Rahmayadi) mengubah kiblat sepakbola nasional ke Spanyol, hal tersebut dipastikan setelah kongres PSSI perdana di Hotel Arya Duta, Bandung.

Ada keputusan yang mengundang pembahasan menarik lainnnya, salah satunya penunjukan pelatih Tim Nasional Indonesia. Dari semua kandidat kita bisa menyaksikan dengan seksama bahwa seluruhnya memiliki identitas permainan sepakbola khas Spanyol. Dari senior ada Luis Milla Aspas dan Luis Fernandez. Sedangkan di senior ada nama Indra Sjafri yang mengagungkan permainan ala Spanyol.

Sepakbola Indonesia sedikit banyak memiliki kecocokan dengan sepakbola Spanyol, dari segi postur, dan cara bermain. Bukan hanya internal PSSI yang menginginkan Indonesia bermitra dengan Spanyol namun juga pemerintah melalui Kemenpora RI, beberapa waktu lalu, ketika Indonesia sedang di banned FIFA, pihak Kemenpora sempat bertemu dengan pihak La Liga untuk studi banding. Namun, harapan untuk mengadopsi sepak bola Spanyol lewat kompetisi La Liga harus dipikir secara masak karena terbentur biaya.

Selengkapnya 

(YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun