Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Masalah Upah Guru Honorer di Indonesia Masih Selayaknya Benang Kusut

28 Desember 2016   12:01 Diperbarui: 28 Desember 2016   12:33 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo pegawai honorer. Kompas.com

Permasalahan guru honorer menjadi benang kusut. Tidak dapat dipungkiri sebenarnya pemerintah pun telah memberikan perhatian kepada guru honorer dalam bentuk mengangkat tenaga honorer kategori 2 (K-2), memberikan kesempatan untuk mengikuti sertifikasi, memberikan tunjangan meskipun memang jumlahnya tidak besar dan belum semua guru honorer menerimanya.

Guru honorer perannya tidak dapat dikesampingkan. Mereka secara nyata telah banyak berkontribusi mencerdaskan bangsa. Banyak yang bertugas di daerah terpenecil, terdalam, dan terluar.

3. Guru Honorer, Guru PNS, dan Guru Sejati

Kisah Guru Honorer Bergaji Rp 100.000 di Pedalaman NTT. Kompas.com
Kisah Guru Honorer Bergaji Rp 100.000 di Pedalaman NTT. Kompas.com
Setiap Perayaan Hari Guru selalu saja yang disinggung adalah honorer, sehingga saat ingat hari guru maka akan ingat banyaknya guru honorer yang ingin sekali menjadi PNS. Itulah yang diungkapkan Kang Nihat dalam ulasannya. Hal ini maklum saja,mengingat ada yang sudah mengabdi menjadi guru bertahun-tahun tetapi belum juga diangkat menjadi PNS.

Peran guru seharusnya mengabdi dengan sepenuh hati tanpa embel-embel nominal.Hal ini akan memunculkan pemikiran menjadi guru PNS enak sehingga saat mengajar tidak usah begitu gigih toh sudah diangkat dan pemikiran guru honorer akan mati-matian gigih mengabdi sampai ia diangkat menjadi PNS. Hal ini bisa menghilangkan tujuan awal mengajar sehingga tujuan akhirnya malah penghasilan.

Guru yang jika dijabarkan menjadi ‘Digugu dan Ditiru’ (Dipercaya murid dan menjadi sosok panutan murid) harusnya mengutamakan fungsinya sebagai pengajar murid.Harus mempunyai motivasi yang kuat untuk mencetak murid yang unggul baik otak dan akhlaknya.

Tetapi di lain pihak,masalah ekonomi tidak bisa begitu saja dikesampingkan sehingga guru harusnya memang diberi tempat layak, minimal diangkat menjadi PNS untuk guru yang sudah mengabdi bertahun-tahun.

Dan semestinya guru berperan layaknya guru yang mendidik dengan sepenuh hati,bukan menjadi guru yang malah dagang karena orientasinya penghasilan.

(YUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun