"Apa jadinya negara ini bila kaum muda disibukkan oleh hal yang kurang membawa manfaat bagi bangsa ini," ujar Khalid.
"Setiap detik, setiap jam yang dipikirkan hanyalah game, sedangkan kita tahu game ini tidak membuat perubahan bagi negara ke arah yang lebih baik. Ke arah yang lebih buruk pasti. Kenapa tidak kita ajak kaum muda untuk memikirkan kemajuan bangsa," tambahnya.
Tapi tentu saja tidak akan adil jika hanya memberi penilaian dari satu sisi saja. Dan pada kenyataannya, tidak sedikit yang memberi penilaian positif pada candu Pokemon Go ini.
Seperti salah satunya adalah Restu Puji Setiyawan. Menurutnya, pada dasarnya video game seperti Pokemon Go ini tidaklah berbahaya. Hanya para pengguna harus punya kepekaan pada lingkungan sekitar.
"Menurut saya game Pokemon GO sendiri tidaklah berbahya. Hanya saja user-lah yang harus memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar," tulis Restu.
Bahkan menurutnya, POkemon Go adalah permainan yang membawa inovasi baru yang telah diaplikasikan dan memberi keasyikan tersendiri bagi penggunannya.
"Game ini sendiri membawa terobosan terbaru dalam dunia game. Tidak hanya itu, game ini menuntut user untuk bergerak, hal ini memaksa gamer yang tadinya hanya duduk manis menjadi bergerak ke suatu tempat di mana pokemon tersebut berada," lanjutnya.
Ia pun menambahkan bahwa game ini sejatinya memberikan informasi mengenai sebuah tempat yang dikunjungi pemainnya. Memang, dalam permainan yang juga menggunakan teknologi GPS ini mengharuskan kita berjalan dari satu tempat ke tempat lain bahkan meski kita belum mengenal jauh tempat tersebut. Namun saat kita mengunjungi sebuah tempat, layar ponsel akan menunjukkan citra dan informasi mengenai lokasi tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara juga turut memberi komentar tentang permainan ini. Pada awalnya memang ada saja netizen yang berkomentar dan meminta agar permainan ini diblokir, namun belum ada wacana resmi tentang pemblokiran ini.
"Saya sudah ketemu dengan Google di Jakarta. Ini kan permainan milik perusahaan yang jadi bagian mereka (Niantic) dan memakai data pemetaan dari Google Maps. Karena itu saya minta untuk tidak memakai peta objek vital nasional di dalamnya. Anak saya juga main game itu kok," kata Rudiantara pada Kompas.com
Selain Restu, Kompasianer lain yang juga memberi penilaian positif pada permaianan ini adalah Y. Banu. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditakutkan dari Pokemon Go ini. Malah permainan ini memberi ruang gerak bagi pemainya agar tidak statis dan hanya memerhatikan layar ponsel saja.