Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi kuncinya. Berbeda dengan Uni Eropa, MEA bercita-cita dalam integrasi ekonomi dan keuangan tanpa serikat moneter atau integrasi politik. Justru dengan adanya kejadian Brexit ini yang membuat galau ekonomi politik UE, ASEAN bisa mendapat peluang lebih cerah.
Indonesia khususnya. Sebagai negara berkembang, kita mendapat kesempatan untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Dengan ini ASEAN berpeluang menjadi pelaku ekonomi yang terbesar ketujuh di dunia dengan PDB gabungan sebesar $2,4 triliun pada 2013. Jika terus berlanjut, maka ASEAn bisa menjadi yang terbesar keempat pada tahun 2050 mendatang.
5. Wajah Eropa setelah Brexit Terlihat Makin Khawatir dan Lebih Kanan
ACJP Cahayahati melihat bahwa seperti inilah wajah Eropa saat ini. Partai-partai kanan mulai muncul ke permukaan sebagai reaksi atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Di Jerman, partai AfD semakin banyak pemilihnya. Di Austria partai kanan FPO juga meningkat angka suaranya.
Gelombang One World yang sempat booming di era 80 dan 90-an di Eropa kini terasa kembali. Dan Eropa harus siaga untuk menutup pintu kemungkinan tersebut.
Cahayahati yang juga merupakan satu dari jutaan penduduk Eropa mengatakan bahwa ketakutan dan salah tingkah dalam menyikapi fenomena Brexit ini tidak hanya tercermin dari politikusnya, tapi dalam kegiatan serta kehidupan sehari-hari pun bisa ia rasakan. Penduduk lokal cenderung semakin hati-hati dan waspada serta semakin fanatik pada kelokalan mereka. Seperti inilah pengaruh Brexit dalam kehidupan warga penduduk Eropa. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H