Tentu saja kutipan ini sangat tepat jika ditujukan pada para pebulutangkis muda Indonesia. Pasalnya beberapa waktu lalu Indonesia gagal membawa pulang piala Thomas dan kini partai final Indonesia Open tidak satu pun wakil Indonesia yang melaju.
Kata-kata yang dilontarkan Muhammad Ali ini sejatinya bukan hanya untuk memotivasi, tapi juga memberi keyakinan bahwa seorang juara tidak dibentuk secara instan.
Ada banyak hal yang harus dimiliki dan menjadi syarat sebagai seorang juara seperti visi, mimpi dan gairah.
3. Bagaimana Indonesia Memandang Muhammad Ali
Ada sebuah kesan yang Ali rasakan selama di Indonesia. Ia menilai bangsa ini adalah sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat dan selalu tersenyum kepada siapapun.
Indonesia memandang Ali sebagai sosok fenomenal. Ia adalah sosok yang mengedepankan perdamaian, menentang diskriminasi dan peperangan. Ali mengajarkan bahwa siapa pun memiliki harkat dan martabat yang sama, tidak peduli warna kulit atau ras.
Ali pernah menginjakkan kakinya di bumi pertiwi ini. jejak kakinya telah hilang, namun jejak kehidupannya di hati dan ingatan kita takkan pernah hilang. Ia pernah terpatri di sana, hati dan jiwa kita. Ia bukan hanya milik keluarganya, tetapi ia juga milik kita semua sekarang.
4. Ali: Inspirasi dari Dalam dan Luar Ring
Anggaraksa mencatatkan ada beberapa momen paling diingat sepanjang karir Muhammad Ali. Pertama ketika ia merebut gelar juara kelas berat. Kala itu hampir tidak ada yang menjagokan Ali tapi ia kemudian membalikkan kedudukan.
Kedua, ketika dominasi Ali yang dihambat politik. Ali kala itu menolak untuk menjalani wajib militer dengan berperang ke Vietnam atas dasar kemanusiaan. Karena inilah gelar juaranya dicabut dan mendapati larangan bertanding selama tiga tahun.
Ketiga, ketika pertaraungannya dengan George Foreman. Pertandingan ini sebenarnya timpang karena Foreman memiliki kecepatan dan kekuatan yang lebih baik dari Ali. Namun strategi Ali berbuah kemenangan. Ia membiarkan Foreman memukulnya terus menerus hingga kelelahan dan pada akhrinya serangan balik yang dilancarkan Ali membuat Foreman tidak berkutik.