Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Renungan untuk Mengingat Kembali Nilai Pancasila

7 Juni 2016   16:03 Diperbarui: 7 Juni 2016   16:11 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pancasila. Kompas.com

Dalam ulasannya, ia mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang berhubungan dengan Bung Karno. Tempat di mana Bung Karno menjalani interogasi adalah salah satu lokasi yang disinggahi.

Ketika melihat ruangan sempit tersebut, Tjipta merasa sesak dan haru. Inilah, sosok pemimpin bangsa yang mencetuskan Pancasila terlebih dulu harus mengalami penghinaan dan penderitaan.

Bung Karno adalah sosok yang mencetuskan Pancasila sebagai dasar negara  pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila ini menjadi fondasi yang mampu menepis segala perbedaan dan sudut pandang yang berbeda untuk mewujudkan Indonesia bersatu.

5. Pancasila dan Bung Karno, 7 Pondasi Sejarah Indonesia, dan Ideologi Terbuka

Bung Karno pasca Supersemar. Arsip Kompas
Bung Karno pasca Supersemar. Arsip Kompas
Karena Pancasila itulah Indonesia sampai detik ini masih berdiri. Bung Karno, dengan Pancasila yang digali dari nilai-nilai bangsa Indonesia, berhasil melahirkan ideologi luar biasa yang tak lekang dari zaman – abadi. Bung Karno memiliki visi yang tak terbantahkan dari pengalaman berproses dalam diri Bung Karno. Itulah yang dituliskan Ninoy N. Karundeng dalam ulasannya.

Ia mengatakan ada 7 pondasi alasan Bung Karno menciptakan Pancasila. Pertama, Bung Karno menyatukan seluruh potensi bangsa-bangsa di Hindia Belanda dengan menjadikan bangsa Indonesia.

Kedua, Bung Karno mengakomodasi seluruh isme, ideologi, agama, kepercayaan – dengan menyampingkan konflik eksistensi tuhan.

Ketiga, dari ratusan nations (bangsa-bangsa) yang telah di-down-graded oleh Bung Karno menjadi suku-suku bangsa itu, tentu kelanjutannya adalah menyatukan dengan satu kalimat ajaib: Persatuan Indonesia.

Keempat, di mata Bung Karno penyatuan bangsa-bangsa tersebut hanya akan mungkin dilakukan jika dilakukan dengan pendekatan kemanusiaan, spiritual, kesejarahan, dan politik yang manusiawi

Kelima, Bung Karno memandang bangsa dan negara besar Indonesia yang berakar pada demokrasi gotong-royong sebagai kristalisasi nilai-nilai luhur tradisional.

Keenam, Bung Karno pun melihat bahwa bangsa yang besar harus memiliki kepedulian akan kesejahteraan.

Ketujuh, visi Bung Karno yang melahirkan pancasila jauh ke depan. Alasan penciptaan Pancasila sebagai dasar negara itu berkembang menjadikan Pancasila sebagai ideologi khas Bung Karno yang bersifat terbuka. (YUD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun