Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat 5 "Perayaan" di Hari Buruh Internasional

9 Mei 2016   11:09 Diperbarui: 9 Mei 2016   11:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

0925417620x310-57300c5de2afbd1c0551277b.jpg
0925417620x310-57300c5de2afbd1c0551277b.jpg
May Day sebagai ajang menuntut kesejahteraan. megapolitan.kompas.com

Sebuah artikel menarik ditulis oleh Susy Haryawan. Ia mengatakan demo buruh yang biasanya berpusat pada keinginan peningkatan kesejahteraan, tahun ini tidak seheboh tahun sebelumnya. Kemudian ada beberapa hal yang disorot dalam artikelnya ini.

Pertama, menurutnya gaya hidup pengusaha dan buruh. Buruh adalah mitra yang sepantasnya sejajar. Memang hal ini sangat utopis menurut Susy, namun ketika kemanusiaan hadir tentu pengusaha akan memperlakukan buruhnya dengan sepantasnya.

Kedua, tenaga kerja asing. Momen ini sangat tepat melihat bagaimana reaksi yang sangat berlebihan ketika ada lima tenaga asing ditangkap di kawasan Halim beberapa waktu lalu. Ada dikaitkan dengan mobilisasi masa menjelang pilkada, katanya tenaga kerja kita masih banyak yang nganggur mengapa memakai tenaga asing.

Ketiga, tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Mengapa Malaysia? Karena banyak tenaga kerja Indonesia yang gelap dan tidak memiliki ketrampilan di negara ini. Timur Tengah, Asia Timur, relatif lebih baik dan terdidik, paling tidak lebih resmi.

Banyak kisah diuraikan di Kompasiana mengenai hal ini. negara selama ini abai, anak negeri malah harus susah payah ke luar negeri untuk sesuatu yang belum jelas juga. Apalagi yang di dalam sini malah berkutat pada hal yang sudah didapat namun masih kurang.

Susy sepakat bahwa kesejahteraan buruh harus layak dan bisa menjamin kehidupan yang baik. Namun tentu perlu juga realistis dan tidak berlebihan. Pemerintah harus hadir menjembatani sehingga buruh dan pengusaha sama-sama untung dan sama-sama menang.

3. May Day ala Kreuzberg, Berlin

denina-4-ada-yang-nomang-duduk-duduk-saja-572832010f9773a40553950f-57300c80c4afbd3d09a99df1.jpeg
denina-4-ada-yang-nomang-duduk-duduk-saja-572832010f9773a40553950f-57300c80c4afbd3d09a99df1.jpeg
Perayaan May Day di Berlin. Dok. Kompasianer Denina

Kompasianer Denina menuliskan sebuah reportase yang menarik. Ia melaporkan bagaimana peringatan Hari Buruh Internasional di Kreuzberg, Berlin Mitte. Menurutnya, ada sekitar 6.000 polisi yang diturunkan di area ini untuk pengamanan.

Denina mengatakan bahwa ada sekitar 20 ribu orang yang turun ke jalan dalam memperingati May Day. Jika melihat dari sejarah, pada 1 Mei tahun 1987 pernah terjadi kerusuhan parah yang melanda Kreuzberg dan polisi Berlin. Namun kejadian ini ditutupi pers dunia lantaran beriringan dengan ketegangan politik sayap kiri pada saat itu.

Dalam merayakan May Day, para buruh justru menikmati cuaca cerah musim semi dengan festival jalanan yang banyak mengangkat tema menarik. Bahkan ada  berbagai makanan dari belahan dunia dengan harga terjangkau, band dan musik gratis, serta kampanye positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun