[caption caption="Zaskia Gotik berpose di sela-sela rekaman. TRIBUN JAKARTA/JEPRIMA"][/caption]Bulan lalu, candaan yang dilontarkan Zaskia Gotik berbuntut panjang. Ia menambah daftar panjang publik figur yang dikecam oleh publik karena ucapannya.
Kala itu Zaskia melontarkan sebuah banyolan tentang lambang negara. Dalam satu acara musik di sebuah stasiun televisi swasta, Zaskia terlibat dalam sebuah segmen bertajuk "cerdas cermat". Dalam segmen itu artis pemilik nama asli Surkianih ini mendapat pertanyaan "Apa lambang Pancasila sila ke lima?" dari rekan panggungnya, Denny Cagur.
Menanggapi pertanyaan rekannya ini, Zaskia menuliskan jawabannya pada secarik kertas dengan tulisan "bebek nungging". Inilah yang kemudian menyulut permasalahan hingga ke ranah hukum.
Beberapa pihak melapor pada kepolisian atas tindakan Zaskia yang dianggap telah melecehkan lambang negara. Beberapa LSM menyatakan telah memberikan laporan resmi perihal kejadian ini. Bahkan Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris ikut melayangkan surat laporan pada pihak berwajib.
Kasus Zaskia Gotik ini kemudian menjadi buah bibir dan target empuk bagi para pemburu berita. Alhasil, kecaman-kecaman publik muncul silih berganti.
Banyak pihak yang menyayangkan atas perilaku Zaskia ini, namun tidak sedikit juga orang yang memakluminya lantaran Zaskia berdalih bahwa ia hanya lulusan SMP dan tidak paham atas nilai-nilai Pancasila sesungguhnya.
Melihat banyaknya respon publik terhadap kasus ini, Kompasiana juga kemudian mengundang Kompasianer untuk menuliskan opini atau tanggapan terhadap kasus yang menyeret Zaskia Gotik ini. Dan berikut ini adalah 6 argumen Kompasianer yang dirangkum dalam Topik Pilihan Pelecehan Pancasila oleh Zaskia Gotik
1. Terantuk “Bebek Nungging”, Zaskia Telanjangi Ketidakpedulian Kita
Kisah Zaskia yang dapat memaksimalkan bakatnya di panggung memang untuk keluar dari kemiskinan secara finansial memang patut diacungi jempol. Kisahnya begitu inspiratif dan mengilhami banyak anak muda untuk melawan ketertindasan, keterbatasan, ketidak adilan kaum elit pemegang konsesi kekuasaan dan ekonomi.
Pernyataan yang dituliskan Yon Bayu tersebut memang benar. Tidak mengherankan ketika Zaskia mendapat banyak dukungan saat latar belakang pendidikannya (yang hanya hingga jenjang SMP) menjadi bahan olokan Nikita Mirzani. Namun kini, satu kasus menyeret nama Zaskia.
Yon Bayu menuliskan bahwa suatu keniscayaan bagi siapapun yang amat sangat mencintai negeri ini akan panas kepalanya mendengar jawaban Zaskia atas pertanyaan simbol sila ke lima Pancasila tersebut.
Namun di balik itu semua ada satu pelajaran yang sangat pantas untuk diambil. Menurut Yon Bayu, kita wajib berterima kasih pada Zaskia karena kasus "bebek nungging" ini akhirnya membuka mata para cerdik pandai, politisi hebat, penjaga moral juga aparat keamanan. Bahwa kita punya Pancasila. Kita memiliki lambang negara yang harus dihayati, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila ukan gambar mati yang sekadar digunakan untuk proses kenegaraan. Jangan kita peduli pada Pancasila hanya ketika ada orang seperti Zaskia yang "menyindir" lambang kemakmuran ini.
2. Ketika Artis Kehabisan Bahan Candaan, Pancasila Jadi Sasaran
[caption caption="Zaskia Gotik mengadakan jumpa pers terkait kasus pelecehan lambang negara. KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG"]
Thamrin menambahkan, selain itu persaingan antara industri televisi swasta juga kian kuat. Setiap televisi berusaha menggaet para pengiklan yang tentu saja agar bisa menghasilkan sebuah keuntungan materi. Alhasil, para produser sangat serius menggarap reality show sebagai tayangan yang katanya sangat disukai pemirsa. Namun, tidak jarang terjadi "kecelakaan" dalam tayangan ini seperti kasus yang menjerat Zaskia Gotik.
"Kecelakaan" seperti ini adalah risiko yang sudah seharusnya ditanggung oleh publik figur. Sepertinya kecelakaan ini kerap terjadi karena artis kondang ini kelelahan sementara sang produser atay tim kreatif bingung mencari dan menggali materi baru untuk disodorkan kepada pemirsa.
Meski demikian, sangat diperbolehkan untuk menghibur masyarakat, karena itulah profesi mereka sebagai artis. Namun satu hal yang harus diingat adalah, profesionalisme harus selalu dijaga. Dunia ini tidak bisu, hati-hati dalam menampilkan diri di sosial media.
3. Jangan Nangis Lagi, Neng Zaskia Gotik
Satu tulisan dengan gaya berbeda disuguhkan oleh Akhmad Zaenuddin. Ia mengatakan bahwa saat itu adalah masa-masa tersulit bagi Zaskia Gotik. Tak disangka, banyolan dengan maksud menghibur malah menjadi bumerang baginya. Perasaan menyesal, sedih, dan menyalahkan diri kala itu pasti berkecamuk dalam dirinya.
Satu penyesalan dan dalih yang menyatakan benar-benar "tidak tahu" kapan tepatnya tanggal proklamasi Indonesia berbunya dan sila ke lima Pancasila tidak banyak membantu untuk terbebas dari jerat hukum.
Menurut Akhmad, hukum pidana negara ini memang galak. Ia tidak mengenal kata "tidak tahu" dan tidak menganggapnya sebagai alasan pembenaran maupun alasan untuk memaafkan. Yang dapat menghapus perbuatan pidana, hanyalah hukuman.
Namun terlepas dari bagaimana citra Zaskia di mata masyarakat setelah kejadian ini, tidak ada salahnya jika melihat dari sudut pandang berbeda. Zaskia telah menghidupkan kembali arti "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Di mana tidak perlu kita pungkiri bahkan hampir sebagian besar di antara kita banyak yang lupa dengan bunyinya.
4. Berkaca dari Zaskia Gotix, Akankah Program Televisi Berbenah Diri?
[caption caption="Denny Cagur, Ayu Ting ting dan Julia Perez menjalani pemeriksaan terkait kasus Zaskia Gotik. KOMPAS.COM/DIAN REINIS KUMAMPUNG"]
Tentu saja peristiwa ini menjadi satu teguran bagi pelaku industri hiburan terutama publik figur untuk lebih memperhatikan apa yang harus ditampilkan. Serta sudah saatnya program televisi berbenah diri. Sebagai penonton, Tiyan mengatakan bahwa ia sudah cukup lelah melihat program yang kini keluar dari konten acara yang disuguhkan.
Banyak program acara yang dianggap menyalahi aturan dan ditegur KPI. Sayang tidak sedikit dari mereka yang tetap membandel. Teguranpun hanya sekadar teguran hingga program acara tak bisa berkutik ketika KPI meminta untuk menghentikan tayangan tersebut.
5. Zaskia Gotik Hina Lambang Negara dan Inilah yang Tak Dipahami Banyak Orang
Selama ini salah satu acara musik live di sebuah stasiun televisi swasta selalu mengundang pertanyaan banyak pihak, apa urgensi dari siaran yang ditayangkan setiap hari tersebut. Itulah yang ditanyakan Kompasianer Ricky Vinando dalam artikelnya.
Program yang tidak mendidik dan tidak ada urgensinya sama sekali dengan masyarakat ini membuat semakin jelas terlihat kualitas aslinya setelah terjadi pelecehan terhadap lambang negara oleh Zaskia Gotik. Menurut Ricky, jika jawaban yang sontak dilontarkan oleh Zaskia kala itu dengan maksud menghibur penonton, maka itu adalah alasan yang tidak bisa diterima oleh hukum.
Merujuk pada Pasal 184 KUHAP yang mengharuskan adanya minimal dua bukti untuk mempidanakan kasus ini, Polisi ternyata kala itu sudah memiliki tiga alat bukti. Pertama, keterangan saksi. Kedua, bukti terdapat pada selembar kertas dengan gambar "bebek nungging" yang dituliskan Zaskia. Ini adalah bukti yang sangat kuat. Ketiga, bukti kuat ada pada rekaman video acara tersebut ketika ditayangkan.
6. Mendadak Nasionalis, Mereka Pun Mengeroyok Zaskia Gotik
[caption caption="Penyanyi dangdut, Zaskia Gotik seusai pemeriksaan terkait kasus pelecehan lambang negara. Kompas.com/Akhdi martin pratama"]
Ketika kasus Zaskia menyeruak, sontak netizen melontarkan cibiran-cibiran, bahkan tidak sedikit yang berkata kasar padanya. Bully di media sosial memang menjadi hal yang sulit untuk dihindari ketika satu publik figur melakukan kesalahan yang tidak disukai masyarakat banyak.
Namun ada satu pertanyaan yang dilontarkan Asmara Dewo, mengapa netizen mendadak "Indonesia banget?". Para netizen mendadak seperti seorang pejuang Indonesia. Memang benar Zaskia salah, sudah bermain main dengan negara. Jadi selebihnya biarlah hukum yang berwenangn mengatasi kasus ini.
Menurut Asmara, seharusnya kita sadar bahwa yang melecehkan negara bukan hanya Zaskia. Banyak koruptor yang melecehkan negara dan secara tidak langsung sudah mengingkari cita-cita luhur perjuangan.
Seorang pemimpin yang tak amanah juga melecehkan negara. Nasionalisme tidak hanya lambang, teriakan belaka untuk mengeroyok ramai-ramai orang yang salah karena candaan. Bukan seperti itu nasionalisme yang sebenarnya. Jika memang benar-benar peduli terhadap negara dan bansa, kita harus bertindak nyata. Langsung, dan dimulai dari diri sendiri.
---
Itulah beberapa argumen Kompasianer tentang kasus yang menjerat Zaskia Gotik bulan lalu. Meski kini Zaskia didaulat sebagai Duta Pancasila, pihak Kepolisian memastikan bahwa kasus ini akan tetap berjalan dan mendapat penanganan hukum sesuai ketentuan. (YUD)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H