[caption caption="Petugas Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat mengangkut kulit kabel dari selokan Jalan Medan Merdeka Selatan. (KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM)"][/caption]Banjir di Jakarta bukanlah hal yang aneh dan jarang terjadi. Setiap tahun pada musim hujan, pasti banyak genangan air di kawasan-kawasan tertentu. Namun, yang mengherankan adalah kawasan Istana Negara yang menjadi Ring-1 di Jakarta juga ikut tergenang. Malah hujan sedikit saja genangan air langsung muncul.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kemudian melakukan investigasi soal genangan di Ring-1 ini. Dan hasilnya, ditemukan tumpukan kulit kabel di gorong-gorong sekitar Istana Negara. Bahkan Ahok berasumsi ada upaya sabotase pada kondisi ini. Menurutnya, ada pihak-pihak yang diuntungkan jika kawasan Istana Negara tergenang banjir dan gorong-gorong ini dimanfaatkan untuk menyumbat aliran air.
Pernyataan Ahok soal sabotase ini kemudian menjadi viral. Kata "sabotase" seolah menjadi tren yang digunakan khalayak. Netizen juga menanggapi kabar sabotase ini dengan berbagai tanggapan. Tidak sedikit yang pro kepada Ahok, tidak sedikit pula yang kontra dan mempertanyakan kebenaran isu ini. Kompasianer juga memiliki anggapan masing-masing. Berikut ini adalah 7 respons Kompasianer yang diambil dari topik pilihan Isu Sabotase Banjir Jakarta.
1. Proyek Pembersihan Gorong-gorong Fiktif, 1 Triliun Duit Negara Hilang Lenyap Ditiup Angin Malam yang Mencekam
[caption caption="Banjir di DKI Jakarta sudah menjadi bencana tahunan. Sumber: vik.kompas.com"]
Menurutnya, nilai yang dikorupsi oleh oknum bisa mencapai Rp1 triliun. Bukan angka yang sedikit, tapi memang menurutnya ada proyek yang dibuat fiktif. Bahkan Mawalu menilai dana tersebut pasti tersebar ke pejabat-pejabat terkait. Tidak menutup kemungkinan anggota DPRD juga terlibat.
2. Banjir Jakarta Bukan Sabotase, tapi Keniscayaan
[caption caption="Sampah kulit kabel yang menyumbat gorong-gorong. Sumber: tribunnews.com"]
Secara logika, Jakarta memang berada di dataran yang cukup rendah. Bahkan, air laut bisa sejajar dengan daratan pada saat-saat tertentu. Inilah yang membuat Jakarta menjadi langganan banjir. Meski demikian, Sam bukan dengan maksud membuat pasrah akan keadaan. Menurutnya, masih banyak jalan yang bisa dilakukan untuk mencegah atau setidaknya meminimalisasi banjir di Jakarta ini.
3. Ahok Mencitrakan Dirinya Didzalimi oleh Bungkus Kabel
[caption caption="Ahok menuding adanya sabotase atas banjir yang terjadi di Jakarta. Sumber: tribunnews.com"]
Pertama, orang yang menyabotase pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam melakukan aksinya. Juga akan sangat sulit untuk dilakukan tanpa disadari oleh siapa pun. Kedua, bungkus kabel yang ditemukan sudah berusia tahunan. Jadi, siapakah orang yang ingin menyabotase Ahok selama bertahun-tahun? Ketiga, ditemukan ada senter dan tenda di gorong-gorong. Namun menurut Revaputra sampah tersebut hanyalah sampah biasa yang hanyut terbawa arus air.
4. Sabotase di Area Ring Satu, Konyol bin Bahlul
[caption caption="Gulungan sampah kulit kabel di gorong-gorong Istana Negara. Sumber: tribunnews.com"]
Singkat cerita, proyek ini berhubungan dengan limbah kabel tembaga. Menurut rekannya dalam proyek tersebut, limbah kabel ini memiliki harga namun harus dibuang lebih dulu kulitnya. Fahri kemudian merasa ragu mengambil proyek ini karena melepaskan kulit kabel dan membuangnya tentu memakan dana yang lebih besar. Oleh karena itu, ia membatalkan proyek tersebut. Bukan menuduh, tapi ia menilai mungkin ada hubungannya proyek ini dengan temuan sampah kabel di gorong-gorong Ring-1.
5. Kulit Kabel: Bisa Sabotase, Bisa Penelantaran Aset Negara
[caption caption="Petugas tengah membersihkan sisa kulit kabel di gorong-gorong istana. sumber: print.kompas.com"]
Seperti itulah pandangan Bambang Wahyu Widayadi. Menurutnya, persoalan kabel di gorong-gorong ini tidak menjadi sederhana ketika para pemburu harta karun tahu bahwa kabel yang ada di gorong-gorong memiliki nilai jual. Kemudian, mereka menguliti kabel tembaga itu dan membiarkan sisanya di gorong-gorong. Spekulasi ini tentu akan menjadi titik terang jika perusahaan yang bersangkutan mau memberikan keterangan. Menurut Bambang, sudah seharusnya PLN membantu polisi menunjukkan titik-titik di mana tertimbunnya sampah kabel ini.
--
Banjir di DKI Jakarta memang seolah tidak ada habisnya. Selain peranan pemerintah dalam menanggulangi bencana tahunan ini, dibutuhkan pula partisipasi aktif masyarakat untuk melakukan pencegahan. Tindakan paling sederhana adalah tidak membuang sampah sembarangan atau pada saluran air yang bisa berakibat terjadinya penyumbatan. Tentu saja jika pemerintah dan masyarakat bersinergi, banjir akan dapat dicegah dengan berbagai cara. (YUD)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H