Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

11 Cerita yang Tersisa dari Polemik Gafatar

28 Februari 2016   15:37 Diperbarui: 28 Februari 2016   16:11 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kelimanya, ia melihat bagaimana pola perekrutan itu sangat mudah dilakukan oleh para pemimpin Gafatar:

“Ketika pikiran sadar sudah menurun aktivitasnya, berganti dengan pikiran bawah sadar yang lebih aktif, maka saat itu pula sugesti dimasukkan dengan mudah.”

11. Inilah Surganya Eks Gafatar

[caption caption="Ali Anshori bersama penduduk setempat saat foto di sungai dusun batu belawan desa Pelempai Jaya. Di sungai ini warga eks gafatar juga membangun pembangkit listrik tenaga air. (ali)"]

[/caption]Dalam liputannya kini, Ali Anshori melihat sisi yang lain dari pengikut Gafatar: apa yang sudah dihasilkan oleh mereka di bidang pertanian. Untuk sampai lokasi di Desa Pelempai Jaya, Kecamatan Ella Hilir, Malawi, ia mesti melewati akses jalan yang buruk.

Di tanah seluas 500 hektar yang mereka dulu beli dari seorang penghubung asal Pontianak, sudah mereka bangun PLTA secara mandiri dan lahan-lahan pertanian. Namun sayang, saat itu Ali Anshori lebih banyak melihat penduduk eks-Gafatar yang tengah mengemasi barang untuk pindah.

“Wajar jika lokasi ini menjadi kantor pusat kegiatan. Wajar pula jika pengurus gafatar pusat menjadi daerah di Melawi sebagai pusat kegiatan kelompok tersebut.”

***

Wis berhasil lari dari penjara. Ia lari dan diamankan di New York. Setelah kembali, orang-orang mengenalnya sebagai Saman. Butuh perjuangan ekstra yang dilakukan Saman dan LSM yang ia dirikan. Saman paham, setiap gerakan butuh keberanian, strategi dan kadang, sedikit nekat.

Apa itu juga yang dilakukan dulu oleh para pengikut Gafatar? Entah, mereka telanjur dianggap sesat oleh Pemerintah. Dan kita, barangkali lupa untuk meMBERITAHU Pemerintah kalau-kalau dulu Joko Pinurbo penah menulis sajak pendek seperti ini: Ketika aku berdoa, Tuhan tak pernah menanyakan agamaku. (HAY)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun