Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

11 Cerita yang Tersisa dari Polemik Gafatar

28 Februari 2016   15:37 Diperbarui: 28 Februari 2016   16:11 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: Eks Ketua Gafatar Mahful Tumanurung saat memenuhi panggilan Bakorpakem untuk dimintai keterangan soal Gafatar di kantor Jamintel, Kejaksaan Agung, Jumat (29/1/2016)."]

[/caption]Sudirman Hasan menceritakan kawannya semasa kuliah yang kini (dulu) menjadi ketua Gafatar. Semula ia sendiri tidak percaya. Sewaktu kuliah, ia mengenal kawannya sebagai lelaki yang penuh semangat, sangat kritis, dan berani tampil beda. MM, inisialnya. Kawannya lebih suka dipanggil MM al-Tunasi sebab ia berasal dari Tonasa, Sulawesi Selatan.

Satu waktu, Sudirman Hasan diajak ke kosannya untuk diskusi tentang Islam model baru. Ia bercerita bahwa dia mempunyai seorang guru yang mempunyai cara pikir yang unik tapi sulit dipatahkan. Namun, Sudirman Hasan merasa makin aneh tindakan kawannya.

“Setiap habis mendapatkan pengajaran dari gurunya, ia pun segera membaginya kepada saya. Pernah suatu kali saya ditawari untuk berperan sebagai Nabi Harun, sahabat dekat Nabi Musa yang diperankan oleh dirinya. Hemm, saya sempat takut terjerumus dan akhirnya saya pun agak menjaga jarak dengan MM.”

3. Gafatar Ikuti Kisah Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad, dan Einstein Selama 3000 Tahun

[caption caption="Albert Einstein I Sumber Wallpaperfullscreen.com"]

[/caption]Bagi Ninoy, Gafatar adalah secuil kisah upaya pembangunan keyakinan yang kalah waktu dan kalah tempat oleh dominasi tiga keyakinan yang telah ada: Yahudi, Kristen, dan Islam.

“Gafatar dianggap sesat karena datang terlambat selama 3000 tahun setelah Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, dan Einstein yang mengajari bahwa sains tanpa agama lumpuh, dan agama tanpa sains buta.”

4. [Polemik Gafatar] Sesat Jalan Gafatar

[caption caption="Anggota TNI dan Polri mendampingi warga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) seusai turun dari KRI Teluk Banten 516 di Dermaga Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Rabu (27/1/2016). | Tribun News/Herudin"]

[/caption]Kang Natsir mengingatkan, mantan anggota Gafatar yang dipulangkan oleh pemerintah, sejauh ini statusnya bukan penjahat atau orang yang melakukan kejahatan seperti maling, pembunuh atau teroris.

Sebab semakin merebaknya pemberitaan, mantan kelompok-kelompok Gafatar menjadi bahan olok-olok. Dan ada yang perlu dipahami:

“Kehadiran Gafatar yang mampu merekrut ribuan anggota, bisa jadi memanfaatkan situasi dan kondisi ini. Para pengikut awalnya mungkin ditawarkan tentang bagaimana Program Gafatar untuk mensejahterakan anggota.”

5. Gafatar, Indonesia Butuh Juru Selamat?

[caption caption="Sumber Foto: Antara"]

[/caption]Pemahaman ketidakbecusan menghadapi keadaan, terlebih dengan dasar keyakinan agama tertentu, menurut Webe bisa melahirkan sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk menghindarkan diri dari segala kesulitan, terutama dalam menghadapi masalah yang seharusnya diselesaikan secara wajar atau eskapisme.

“Organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara atau disingkat Gafatar adalah gerakan sosial yang fondasi dan prinsipnya keyakinan agama dan bicara juga soal juru selamat.”

6. Surat Untukmu yang Mengimpikan Khilafah

[caption caption="Kompas/Kiki Andi Pati"]

[/caption]Ada keresahan yang tecermin dari tulisan Zulfikar Akbar mengenai polemik Gafatar ini. Ia menganggap aksi jihad dengan menyebar kebencian adalah cara terbaik. Kepada mereka-mereka yang ingin menjadi Khilafah. Berikut secuplik tulisannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun