Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

11 Cerita yang Tersisa dari Teror Bom Sarinah

13 Februari 2016   16:58 Diperbarui: 13 Februari 2016   17:00 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sambil waktu berjalan, mulai muncul pula foto-foto aksi para polisi saat melawan para teroris. Foto polisi yang muncul itu memang gagah dan nampak seperti bintang film. Maka pembicaraan di antara pengguna media sosial pun berubah menjadi sang polisi ganteng.”

8. Menghadapi Aksi Teror ISIS, Intelijen Kecolongan?

[caption caption="ilustrasi: ©Shutterstock"]

[/caption]Polisi merilis bahwa dari korban tewas empat di antaranya adalah para pelaku. Dalam pengejaran selanjutnya, Densus 88 berhasil menangkap 18 orang. Enam orang terlibat langsung dengan bom Thamrin. Mereka ditangkap di beberapa lokasi. Namun, bagi Prayitno Ramelan, teror di Thamrin masih terbilang lebih kecil dari aksi teror sel ISIS yang terjadi di Paris hari Jumat, 13 November 2015.

“Nah, khusus untuk teror di Thamrin itu, lebih kepada pembuktian kemampuan sel ISIS dalam menyampaikan pesan eksistensinya di Indonesia. Motif aksi di Thamrin selain menyampaikan pesan eksistensi, juga menurut istilah pelaku teror sebagai bentuk amaliah jihad, dengan tujuan sebagai bentuk Irhab (membuat suasana teror/menebar rasa takut bagi mereka yang dianggap musuh).”

9. Kasus Bom Sarinah, Stasiun TV Berita Harus Introspeksi Diri!

[caption caption="ilustrasi: ©Shutterstock"]

[/caption]Terkait kasus teror di Jakarta, KPI menegur tujuh stasiun TV dan satu stasiun radio karena ceroboh dalam menayangkan berita dengan berbagai cara. Di antara ketujuh stasiun TV tersebut, ada tiga stasiun TV yang notabenenya stasiun televisi berita, yaitu Metro TV, TV One, dan iNews TV.

Nahariyha Dewiwiddie amat menyayangkan hal tersebut. Baginya, stasiun TV, apalagi yang khusus melabeli menjadi TV berita, semestinya memberi berita teraktual dan bertanggung jawab. Tragedi teror di Jakarta yang menimbulkan korban jiwa dan luka ini, menjadi berita yang penting, dan sangat penting untuk diketahui masyarakat.

“Karena itulah, dalam menyampaikan berita, stasiun TV harus memperhatikan audience-nya juga. Hargailah orang lain, terutama perasaan para korban. Sehingga, ketika sudah menyampaikan berita, eh malah membuat korban terluka hatinya. Jelas-jelas, perbuatan yang tidak baik, bukan?”

10. Berita Tak Akurat, Jangan Bilang karena Wartawan Juga Manusia

[caption caption="ilustrasi: ©Shutterstock"]

[/caption]Ada yang menarik dari “Serial Obrolan di Warung kopi” milik Kang Adjat ini. Tragedi teror di Jakarta menjadi perbincangan di mana-mana, termasuk di warung kopi. Obrolan di warung kopi menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya milik pejabat negara, tapi semua warganya!

“Makanya saya buru-buru ke sini juga karena ingin memastikan kebenarannya kabar tersebut. Lantaran tetangga sebelah rumah, Mak Iti, setelah mendengar berita itu langsung meraung-raung sambil menyebut nama si Toto, anaknya, yang bekerja jadi tukang parkir di Slipi,” ucap salah seorang di warung kopi.

“Kalau begitu media yang mana yang layak dipercaya dengan pemberitaannya yang tepat dan akurat sesuai fakta?”

“Sebaiknya kita tunggu saja pengumuman resmi dari pemerintah. Sebab kalau datangnya dari pihak yang berwenang, tidak mungkin akan ada perbedaan lagi infomasi yang disampaikannya,“ Kang Adjat mencoba menengahi.

11. Bubarkan Ormas Radikal

[caption caption="ilustrasi: ©Shutterstock"]

[/caption]Tsamara Amany sontak membuat petisi di salah satu situs ChangeOrg. Isinya, sebuah keresahan terkait ormas-ormas radikal, yang baginya sama mengerikannya dengan aksi teror. Menurutnya, memcegah agar tidak terjadi aksi kembali, jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun