Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

10 Cerita tentang Kompasianival 2015

24 Januari 2016   16:04 Diperbarui: 24 Januari 2016   16:04 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kompasianival 2015"]

[/caption]Ajang tahunan para Kompasianer kembali digelar di tahun 2015 lalu. Acara yang dihelat selama dua hari, 12-13 Desember dan bertempat di Gandaria City berlangsung meriah. Kompasianival 2015 digelar bertemakan Indonesia Juara. Selama acara berlangsung, hadir para pembicara yang sangat inspiratif, yang telah memiliki prestasi di bidangnya masing-masing.

Kompasianival merupakan ajang kopi darat terbesar di Indonesia. Ini merupakan acara puncak yang selalu dinantikan oleh Kompasianer, selain mendapat masukan inspiratif dari para pengisi acara, Kompasianer juga dapat bersilaturrahmi, temu sapa dengan Kompasianer lainnya.

Berikut sejumput kisah yang disampaikan Kompasianer terkait Kompasianival 2015 yang terangkum dalam topik pilihan Kompasianival 2015.

1. Suka-duka Mendampingi Anak Sekolah di Kompasianival 2015

Salut kepada semua peserta yang telah hadir di Kompasianival, khususnya mereka yang berdomisili di luar Jakarta. Ada semangat dan perjuangan lebih yang telah mereka keluarkan demi dapat bergabung, silaturahmi dengan sesama Kompasianer lain. Salah satunya Kompasianer Selamet Hariadi, Remaja asal Malang ini berangkat sejak Kamis menuju Jakarta dari Malang, pergi bersama para Kompasianer muda yang ia seleksi untuk diajak berkunjung ke Kompasianival. Tidak hanya itu, di tempat acara mereka melakukan pameran kecil yang ditampilkan di booth Komunitas.

2. Gado-gado Kompasianival 2015, dari Kopdar, Tambah Wawasan dan Beragam Hiburan

Dewi Puspasari, Kompasianer yang baru aktif ikut kegiatan Kompasiana setahun terakhir ini memberikan tanggapannya tentang kemeriahan acara Kompasianival 2015. Ada kesan tersendiri saat ia dapat mengikuti banyak rangkaian kegiatan. Menurutnya, di Kompasianival ini saya menikmati beragam acara dari acara dadakan makan siang bersama Presiden, ikut beragam nangkring, jalan-jalan ke booth komunitas dan ikut kuis di beberapa booth.

3. Dari Pulau Kendur ke Istana Negara ala Backpacker

Sikap gigih dan inspiratif juga bisa kita dapatkan dari Rakhmat Fadli, Kompasianer asal Pulau Kundur, Kepulauan Riau. Ia menempuh perjalanan darat dari Riau, mampir ke Medan kemudian menuju Jakarta untuk sampai ke Kompasianival serta bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Pergi ke kompasinival dengan cara Backpacker-an, waktu tempuh perjalanan yang lama, kendala dan persiapan yang kurang optimal, menimbulkan banyak kisah menarik yang perlu kita simak.

Kisah “Dramatis” Fadli setibanya di Jakarta, saat akan menghadiri jamuan makan siang di Istana Negara bersama Presiden Jokowi pun dituliskan oleh Syaifuddin sayuti: Fadli dan Perjuangannya Bertemu Jokowi: Saat berjumpa di pos keamanan Sekretariat Negara (Sekneg), saya serahkan pesanan dia. Tapi ada masalah baru yang muncul, Fadli hanya bersandal dan tak membawa sepatu.

4. Jokowi, Blogger dan Ajakan Optimisme

Acara jamuan makan siang yang dihadiri oleh 100 Kompasianer bersama dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta (12/12/2015), merupakan momentum langka. Kegiatan tersebut semakin menarik saat para netizen diajak bertukar pikiran terkait permasalahan bangsa. Junanto Hendrawan, menjelaskan kepada kita tentang di mana letak “peran penting” netizen dalam membantu meringankan permasalahan bangsa, seperti yang dimaksud oleh Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya di depan para Kompasianer.

5. Jalan Sunyi Menapak Kompasianer of The Year 2015

Muhammad Armand Kompasianer of The Year 2015, bercerita tentang awal mula perjumpaannya dengan Kompasiana, suka-duka dan rasa minder mengiringi proses pembelajaran menulisnya. Meragu di Pemula, adalah kalimat pembuka bagaimana ia menuliskan kisahnya. Menurutnya, Suka-duka, itu mutlak adanya. Penulis kuat-kuatan untuk taklukkan segala barrier dalam menulis. Kadang-kadang juga down. Tetapi kerap-kerap bersuhu tinggi untuk tuangkan segala pikiran, empirik dan rasaku/emosi.

6. Menteri Rizal Ramli Berbagi Tips EGP (Emang Gue Pikirin)

Di Kompasianival, beragam kegiatan dan acara menarik tersaji untuk para pengunjung, di antaranya adalah acara Nangkring Tokoh Bicara bersama Menko Kemaritiman Bapak Rizal Ramli. Sikap tegas nan kontroversialnya sering menimbulkan beragam tanggapan. Rahayu Setiawati, merangkum beberapa tips menarik yang disampaikan oleh Bapak Rizal Ramli ketika bersikap terhadap haters maupun lovers. Seperti, Hidup tidak bisa terlepas dari pro dan kontra. Bila sikap haters sangat menyebalkan, kita tidak perlu ikut emosi. Jika dia masih muda, anggap saja belum cukup bijaksana untuk bersikap dewasa.

7. Kerjasama Harmonis demi Kemeriahan Kompasianival 2015

Rangkaian kegiatan menarik yang ditampilkan di booth-booth Komunitas membutuhkan kerja sama tim dan persiapan yang matang. Proses panjang, kendala hingga pencapaian yang maksimal adalah hadiah dari apa yang telah dilakukan. Dalam artikelnya ini, Yosmo bercerita tentang rangkaian panjang proses persiapan, hari demi hari, kendala demi kendala, sampai akhirnya apa yang ia dan timnya lakukan mencapai hasil yang maksimal. Menurutnya, pencapaian tersebut terjadi berkat kerja sama harmonis antar sesama anggota tim.

8. Berangkat Salah Stasiun, Pulang Ketinggalan Kereta

Ada banyak kisah suka dan duka yang dialami oleh Kompasianer ketika akan/sesudah menghadiri acara. Listhia Rahman salah satunya, Kompasianer asal Semarang ini bercerita tentang "suka-duka”nya ketika akan dan sesudah Kompasianival, Persiapan yang kurang optimal serta kendala untuk pergi ke Jakarta dan ketinggalan kereta saat ingin kembali ke Semarang merupakan kisah menarik, darinya kita paham bahwa Kompasianival bukan hanya sekedar acara, namun ajang temu sapa antarkeluarga.

9. Serunya (Hadiah) Menjadi Volunteer Kompasianival 2015

Banyak sudut pandang yang dapat menggambarkan kemeriahan Kompasianival 2015, selain dari kacamata pengunjung, juga dari panitia. Menjadi Volunteer Kompasianival membuatnya bertemu banyak sahabat, networking serta pengalaman yang tidak akan terlupakan. Menurut Salimun, Hadiah terbesar yang saya rasakan adalah kesempatan datang ke Gandaria City, bertemu beragam macam orang dengan berjuta gaya, dari orang yang penting sampai yang merasa penting, dari orang biasa yang memang biasa sampai orang biasa yang sangat luar biasa.

10. Hitam-Putih Kompasianival dalam Street Photography

Sebuah quote menarik yang dianut oleh para photografer, No photo today, No history tomorrow. Kompasianer Nanang Diyanto paham betul bagaimana merekam momen, mencari angle, mengabadikan setiap kejadian-kejadian menarik selama ajang Kompasianival. Melalui artikel ini, kita disuguhkan cara lain tentang merawat sebuah kenangan.

Suka-duka, senang, sedih, lelah, bahagia, hanyalah sebagian rasa yang telah tercipta saat Kompasianival 2015. Temu sapa dengan karib yang selama ini terkendala jarak dan Komunikasi, akhirnya dapat saling berkabar dengan senyum berseri. Terima kasih atas segala cerita yang telah tercipta, semoga kita semua kembali berjumpa di ajang Kompasinival berikutnya! (KML)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun