Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

MUI Sarankan Tutup Warung Makan selama Puasa? Ini 6 Saran Kompasianer

26 Juli 2015   22:26 Diperbarui: 26 Juli 2015   22:26 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Rumah makan saat puasa (Kompas.com)"][/caption]

Isu toleransi selalu jadi topik menarik di  tengah keberagaman Indonesia. Tepat jelang Ramadhan lalu, MUI mengusulkan pembatasan waktu jual makanan sebagai wujud toleransi kepada umat Islam yang menjalankan ibadah puasa.

Tiap tahun saat datangnya bulan Ramadhan, bahasan toleransi warung makan dan aksi sweeping oleh sejumlah ormas muncul ke permukaan. Bagi beberapa pihak, menutup warung makan di siang hari selama bulan puasa wajib dilakukan sebagai upaya menghormati umat Islam yang tengah beribadah, tetapi bagi pihak lainnya toleransi tidak boleh sampai harus membatasi hak dan mata pencaharian orang lain.

“Batasan warung makan” selalu jadi pemicu konflik yang menodai kesucian bulan Ramadhan, terlebih lagi sering kali pemberitaan memunculkan kasus kekerasan yang diawali oleh kegiatan sweeping. Akhirnya, pertanyaan “tepatkah?” selalu jadi hal yang dilontarkan oleh banyak orang, termasuk para penulis Kompasiana.

Usai usulan MUI ini, muncul beberapa artikel yang membahas batasan waktu buka warung makan di Kompasiana. Dan di bawah ini adalah sedikit di antaranya. Artikel-artikel lainnya bisa dibaca di sini

1. Buka Kedai Makan Bulan Ramadhan, Kuncinya Tepo Seliro

Artikel ini ditulis oleh Hendi Setiawan. Lewat artikelnya Hendi menyampaikan opininya tentang pentingnya “tepo sliro” antarumat beragama. Termasuk tepo sliro orang yang berpuasa terhadap warga nonmuslim. Lewat tulisannya penulis juga memberitakan tentang DKI Jakarta yang tak mengeluarkan larangan terhadap kedai makanan dan perbedaan aturan mengenai kedai makan yang ia rasakan berdasarkan pengalamannya berkunjung ke bumi Nangroe.

2. Bulan Puasa, Jual Makanan Dibatasi

[caption caption="Makan di siang hari (dok Imam Kodri)"]

[/caption]

Judul di atas adalah judul tulisan Kompasianer Imam Kodri. Sama seperti artikel Hendi Setiawan, Imam Kodri memberitakan usulan MUI untuk membatasi jam buka kedai makan. Namun, selain mengulas tentang hal tersebut, penulis juga menyisipkan berita tentang hasil kesepakatan MUI dengan Pemprov DKI.

Dari hasil rembuk bersama, pembatasan waktu buka kedai makan tidak dibatasi, melainkan kedai harus didesain agar tidak bebas terbuka.

3. Puasa Kok Paranoid

Tulisan kali ini adalah hasil rangkaian Kompasianer Muhammad Armand. Di awal tulisan, Muhammad Armand melemparkan pertanyaan, “Apa iya orang yang gak puasa akan sengaja mengganggu orang yang sedang ber-shaum ramadhan?”

Lewat artikelnya, Muhammad Armand mengungkapkan opininya bahwa “tetap dibuka”-nya warung makan selama puasa bukanlah hal yang patut dibesar-besarkan, karena tidak ada poin yuridis yang dilanggar tentang kebijakan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun