Bagas Suratman dulunya adalah seorang preman yang suka mabuk-mabukan. Lalu ia sadar setelah teringat nasib masa depan tiga anaknya. Ia kemudian belajar bertani hingga akhirnya menyewa lahan tidur seluas 26 hektar di Teluk Naga tak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta untuk ditanami sayur dan buah-buahan.
“Saya seorang anak petani tapi membenci pertanian. Dulu saya anggap petani itu enggak keren. Tapi sekarang saya sangat senang bertani,” kata Bagas sesuai presentasi di Universitas Merdeka Malang, Kamis.
Untuk mengelola lahan pertanian, ia mengajak anak-anak muda yang menganggur untuk bekerja sekaligus bertani. Saat ini, ia telah mempekerjakan sekitar 20 orang.
Selama 10 tahun bertani, ia kini menjadi petani sukses. Ia mampu menjual hasil sayurnya ke supermarket-supermarket dan pasar tradisional di daerah Jabodetabek.
Baca juga: Kisah Sukses Desa Kota Bani Menurunkan Angka Kemiskinan Warganya
Salah satu pekerjanya mencoba untuk bertani secara mandiri. Dia sukses hingga bisa membeli rumah dan mobil.
Bagas mengajak kawula muda yang menganggur untuk bertani. Sebab, saat ini kebanyakan para petani sekarang sudah tua dan sebentar lagi akan pensiun.
“Kalau mereka sudah pensiun, lalu siapa yang akan meneruskan pertanian di Indoesia,” kata Bagas di depan siswa SMA dan mahasiswa peserta talkshow.
3. Utari bikin aplikasi untuk nelayan kecil