Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Kisah Inspiratif, Dokter Gigi Penyelamat Hutan hingga Mantan Preman Jadi Petani Sukses

15 Februari 2019   07:15 Diperbarui: 15 Februari 2019   07:57 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mulai dua dari kiri, Alffy Rev, Bagas Suratman, Hotlin Omposunggu, Utari Octavianty, Iskandar Slameth dan Ronald Regang, saat roadshow BBC Get Inspired di Universitas Merdeka Malang, Kamis (14/2/2018).

Mulai dua dari kiri, Alffy Rev, Bagas Suratman, Hotlin Omposunggu, Utari Octavianty, Iskandar Slameth dan Ronald Regang, saat roadshow BBC Get Inspired di Universitas Merdeka Malang, Kamis (14/2/2018).MALANG, KOMPAS.com - Lima anak muda inspiratif berbagi inspirasi di dua kampus di Indonesia, yakni di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Selasa (12/2/2019) dan di Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur, Kamis (14/2/2019).

Mereka berbagi pengalaman dalam mengubah masyarakat di sekitarnya menuju arah yang lebih baik. Kiprah mereka sangat bermanfaat dalam membantu masyarakat banyak.

Berikut kisah lima inspirator yang mengikuti roadshow BBC Get Inspired

1. Hotlin, dokter gigi penyelamat hutan

Hotlin Omposunggu saat diwawncara di lobi Hotel Mercure, Padang, Sumatera Barat, Senin (11/2/2019) malam.

Hotlin Ompusunggu, seorang dokter gigi mengubah masyarakat di Sukadana, Kalimantan Barat, yang tadinya pembalak liar menjadi penjaga hutan. Hotlin mendirikan klinik yang dibayar dengan bibit pohon. Bibit pohon itu nantinya ditanam di kawasan hutan yang rusak.

Selain itu, perempuan kelahiran Medan tersebut juga membeli kembali gergaji mesin dari pembalak liar. Selama dua tahun, 70 orang telah menukarkan gergaji mesin dengan uang Rp 10 juta. Uang itu untuk modal berusaha agar mereka tidak lagi membalak hutan.

“Hasilnya bagus. Selama sepuluh hutan yang rusak kembali rindang dengan pohon. Lalu masyarakat sekitar pun jadi ikut menjaga hutan," kata Hotlin.

Pada tahun 2007, kata Hotlin, jumlah pembalak liar di sekitar Taman Nasional Gunung Palung sebanyak 1.350 orang. Pada 2017, jumlahnya menurun menjadi sekitar 150 orang.

Baca juga: Fakta di Balik Kisah Sukses Heru Si Peternak Ikan Cupang, Untung Rp 15 Juta Per Bulan hingga Bantu Cegah DBD

2. Bagas, mantan preman jadi petani sukses

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun