Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Slamet, Satpam yang Viral karena Parkirkan Motor Sesuai Warna

31 Januari 2019   17:01 Diperbarui: 31 Januari 2019   17:08 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satpam SMAN 4 Tangerang Selatan, Slamet Gunaedi (47), mendadak menjadi perbincangan masyarakat. Hal itu disebabkan videonya yang tersebar di media sosial memperlihatkan Slamet merapikan puluhan sepeda motor yang parkir di parkiran sekolah dengan mengelompokan sesuai merek, dan warna motor. Slamet telah 19 tahun melakukan hal itu, Kamis (31/1/2019)

TANGERANG, KOMPAS.com - Satpam SMAN 4 Tangerang Selatan Slamet Gunaedi (47) mendadak jadi perbincangan di masyarakat.

Hal itu disebabkan videonya tersebar di media sosial yang memperlihatkan Slamet tengah merapikan puluhan sepeda motor di parkiran sekolah dengan mengelompokkan sesuai warna dan merek motor.

Ditemui di SMAN 4 Tangsel, Slamet menceritakan dia mengelompokkan motor dengan merek dan warna yang sama agar parkiran sekolah menjadi lebih rapi.

Selain itu, dengan mengelompokkan motor, memudahkan pemilik kendaraan untuk mencari motornya.

"Karena saya hobi ketertiban. Selain itu juga memudahkan pemilik kendaraannya, misalnya waktu dia izin sakit. Kalau berserakan dia kan susah ngeluarinnya," ujar Slamet, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: Viral soal Satpam Sekolah Parkirkan Motor Sesuai Warna, Ini Penjelasannya

Dari pantauan Kompas.com, ratusan motor di parkiran sekolah terlihat rapi.

Motor-motor tersebut diparkirkan sesuai dengan merek, warna, serta jenis motor.

Bahkan, motor-motor gede juga terlihat rapi di parkiran.

Slamet mengatakan, hal itu dia lakukan setiap hari ketika jam sekolah, yaitu Senin hingga Sabtu mulai pukul 05.30 hingga 18.00.

Untuk memudahkan merapikan motor-motor tersebut, para siswa diingatkan agar tidak mengunci setang kendaraan.

Namun, ada saja siswa yang lupa sehingga Slamet harus ekstra keras merapikan motor dengan menggeser kendaraan. Apalagi, ketika motor yang hendak dirapikan merupakan motor gede.

Biasanya, Slamet mengakalinya dengan menarik terlebih dahulu bagian belakang motor, kemudian mendorongnya. Hal itu dilakukan perlahan-lahan dengan penuh kesabaran.

19 tahun

Slamet mengaku sudah 19 tahun melakukan hal tersebut.

Slamet terbilang orang lama di SMAN 4 Tangsel. Dulu, kata Slamet, kendaraan tidak sebanyak saat ini.

Begitu juga dengan ukuran dan berat kendaraan yang lebih ringan. Slamet mengatakan, setiap hari rata-rata ada 300 hingga 400 unit motor milik siswa dan guru yang diparkir di sekolah.

Setiap pagi hingga siang hari, Slamet merapikan motor-motor tersebut seorang diri.

"Dulu kan Vespa, RX King. Ya saya sendirian, enggak ada yang bantu, tapi ya santai saja, kita ikhlas ngelakuinnya," ujar Slamet.

Slamet mengatakan, pernah sekali dia meminta bantuan seseorang untuk membantu merapikan kendaraan sekolah.

Namun, orang itu berlaku tidak jujur. Sejumlah barang yang tertinggal di sepeda motor diambil.

Hal itu yang membuat Slamet lebih senang bekerja sendiri.

Baca juga: Kasus Pitbull Serang Satpam, Pemilik Anjing Jadi Tersangka

Slamet mengatakan, ketika ada barang tertinggal di kendaraan, dia menulis pesan di secarik kertas bahwa barang pemilik kendaraan telah diamankan.

Kertas itu ditempelkan di sepeda motor.

"Jadi sekarang ini saya tulis di kertas, saya tempelkan di motor. Saya bilang 'barangnya sudah diamankan. Silakan temui Slamet'," ujar dia.

Ikhlas

Slamet mengatakan, dia tidak pernah berharap untuk mendapatkan imbalan karena melakukan hal tersebut.

Slamet ikhlas melakukannya agar kerapian sekolah tetap terjaga.

Ketika ditanya soal gajinya, Slamet tiba-tiba tersenyum-senyum.

Slamet mengatakan, gajinya sebagai pegawai honorer sekitar Rp 1,25 juta per bulan. Namun, pembayaran gaji biasanya tidak tepat waktu.

Biasanya, Slamet baru mendapatkan gaji dua atau tiga bulan sekali.

Hal itu tentu saja menyulitkan perekonomian keluarganya. Slamet harus menafkahi istri dan tiga anaknya.

Anak pertama Slamet telah bekerja, sedangkan dua anaknya yang lain duduk di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

Baca juga: Jerat Pidana bagi Pemilik yang Biarkan Anjingnya Serang Satpam

Usai bekerja sebagai satpam sekolah, Slamet bekerja sebagai pengemudi ojek online. Slamet bekerja mulai pukul 18.00 hingga 21.00.

"Kalau gajian bisa dua tiga bulan sekali, nunggu SMS (mobile banking) dari Bank Banten. Gaji saya Rp 1,25 juta, uang kontrakan Rp 1,7 juta, belum pulsa, listrik.

"Ya, ngojek lah habis magrib buat anak sekolah, buat jajan sekolah. Tapi meski begitu, Alhamdulillah, ketemu saja jalannya," ujar Slamet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun