"Sekarang ada yang hipertensi, sesak nafas, gatal-gatal dan juga ISPA," kata Aini.
Korban banjir lainnya, Mulyadi (35) mengatakan, sejak rumahnya diterjang banjir, Minggu (10/12/2018) lalu, dia mengaku langsung mengungsi.
"Kami langsung mengungsi pas air naik. Karena rumah kami dekat dengan sungai," kata Mulyadi.
Dampak ekonomi
Menurut dia, banjir ini berdampak besar bagi mata pencarian masyarakat. Sebab perkebunan dan sawah habis direndam air.
"Sangat besar dampak ke ekonomi kami. Kayak panen sawit gak bisa, menyadap karet juga tidak. Jadi kami sudah bingung. Bantuan juga belum ada dari pemerintah," ujar Mulyadi.
Menurut dia, di Desa Penyasawan ada sekitar 800 KK. Belum lagi di Desa Rumbio dan Desa Pulau Sarak.
"Kalau ketiga desa ini, lebih 1.000 KK yang terkena banjir," sambung Mulyadi.
Para korban, tambah dia, lebih banyak yang masih bertahan di rumah. Alasan warga di rumah, karena banyak barang-barang yang mesti di jaga.
Baca juga: 5 Fakta Korban Bencana Banjir di Kampar Riau, Makan Seadanya hingga Merugi Ratusan Juta
Mulyadi berharap banjir cepat berlalu, agar dapat bekerja kembali untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan kembali ke rumahnya.