Zuliawati sadar betul, anak-anak belum bisa membaca itu harus mendapat bantuan khusus. Ia tidak bisa hanya mengandalkan jam pembelajaran.
Sudut baca tumbuhkan minat
Ia juga menemukan beberapa orangtua siswa tidak bisa membaca. Sehingga tidak mungkin Ia mengandalkan orangtua sepenuhnya untuk membantu anak membaca. “Saya harus meluangkan waktu tambahan untuk membantu anak-anak ini,” tukas lulusan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD).
Sepulang sekolah, Zuliawati melakukan bimbingan khusus. Ia memberikan layanan itu secara sukarela. Setiap hari selama 20 menit, anak-anak yang lamban membaca dilatih membaca dengan berbagai metode.
Ia bergantian menggunakan kartu huruf, mencocokkan huruf dengan gambar. Setiap minggu, Zuliawati menyempatkan diri membacakan cerita kepada anak.
Anak-anak senang jika dibacakan cerita. Mereka begitu antusias menyimak cerita-cerita dari buku bergambar, kubus kata, papan kata, papan bunyi. Metode ini cukup berhasil meningkatkan minat anak membaca.
Apalagi sekolah Zuliawati sekarang punya sudut baca. Banyak buku-buku menarik dipajang di sana. Anak-anak itu berlomba-lomba bisa membaca, agar bisa menikmati buku-buku cerita.
Selain bimbingan khusus, Zuliawati juga menerapkan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Belajar jadi menyenangkan
Pembelajaran didesain menggunakan ragam metode dan media. Anak-anak menjadi lebih aktif. “Mungkin dulu cara saya mengajar tidak membuat anak berminat belajar. Jadi sekarang saya mengubahnya agar lebih menyenangkan,”kata Zuliawati.
Dalam setahun, anak-anak Zuliawati menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Dua puluh empat anak bisa naik kelas. Mereka sudah bisa mengeja dua suku kata sederhana. Hanya satu anak yang tinggal kelas. "Itupun karena anak tersebut jarang datang ke sekolah,” tukasnya.
Seperti Zuliawati, Elok Tri Lestari juga memiliki siswa lamban membaca. Elok adalah guru honorer mengajar di kelas 3 di SDN 008 Baratan, Kabupaten Bulungan. Sekolah ini terletak di tepi Sungai Kayan. Sungai lebarnya bisa sampai tiga kali lapangan sepakabola.