Baca juga: Hindari Kawin Sedarah, Rusa Bandung Zoo Ditukar dengan Rusa Solo Zoo
"Tapi karena tanggungjawab pekerjaan dan cinta satwa jadi kita suka dan menikmati. Kalau pun ada kecelakaan sebenarnya itu kesalahan kita karena lengah, karena bagaimanapun gajah itu hewan," imbuhnya.
Selama tiga bulan melatih gajah, akhirnya membuahkan hasil. Gajah-gajah ini pun akhirnya sudah mengerti dengan apa yang diinginkan para keeper.
Seperti salah satunya yakni saat memotong kuku gajah, agar gajah mau mengangkat kakinya dan meletakannya di atas dudukan khusus, Jeje tinggal memegang salah satu kaki gajah itu.
"Caranya dipegang kakinya dia ngerti ngangkat sendiri. Kalau ngelatihnya harus sabar telaten dan tekun," katanya.
"Kalau dilihat dari jinaknya gajah, perkembangannya ada yang cepat ada yang lama juga. Tiga bulanan atau sebulan juga sudah mengerti yang penting dilatih, ada makanan, setiap mandi sambil digosok dan di kikir," imbuhnya.
Saat melakukan pemotongan kuku gajah, Jeje harus melihat tempramen dari gajah itu sendiri. "Kalau gajahnya lagi kesel ya ditunda (potong kukunya)," katanya.
Sebagai seorang keeper gajah, Jeje juga memiliki kepuasan bathin saat merawat gajah-gajah ini. Dia merasa gembira jika kesehatan gajahnya tetap prima. Apabila ada gajah yang jatuh sakit hingga akhirnya tumbang dan terjatuh, hal itu membuat Jeje dan keeper lainnya merasa sedih.
Baca juga: Pasca Orangutan Dilempari Rokok, Kapolda Sarankan Kebun Binatang Bandung Pasang CCTV
Hal itu terjadi pada gajah Yani, gajah betina berusia 37 tahun yang meninggal di Kebun Binatang Bandung.
"Pawangnya saja sampai nangis, saya malah sampai 24 jam tidak tidur menjaga dan ngusapin. Yani saja menghembuskan nafas sambil teriak dan belalainya mengibas. Saat itu saya disitu," katanya mengenang.