Tabungan masa depan
Di media sosial tersebar sejumlah foto buku tabungan yang mencantumkan jumlah uang yang diterima oleh para atlet, satu baris print yang bagi sebagian besar pemilik tabungan merupakan sesuatu yang langka.
Para atlet tersebut kini menjadi salah satu nasabah pemilik uang di atas satu hingga dua miliar. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pada Maret 2018 ada 252.341.846 rekening dengan saldo berjumlah maksimal Rp 2 miliar.
Jumlah itu tumbuh 0,69 persen dibandingkan posisi pada Februari 2018 yang terdata 250.615.670 rekening.
Baca juga: LPS: Jumlah Rekening dengan Saldo di Atas Rp 2 Miliar Berkurang
Lazimnya sebuah prestasi maka akan mengundang gelombang apresiasi, namun sejarah selalu mencatat bahwa semua itu pasti ada lekangnya.
Terlebih bagi seorang atlet yang banyak mengandalkan potensi tubuh, pasti akan ada senjakala mereka harus menepi karena usia.
Tergantikan oleh yang lebih energik dan kompetitif. Sebuah hal lumrah sesungguhnya dalam hukum alam yang terjadi di hampir semua profesi.
Pemberian bonus bukan sesuatu yang baru dalam dunia olahraga, sudah sering dilakukan sejak lama baik di level nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga event multinasional seperti Olimpiade.
Namun seringkali kita juga menemukan berita pilu, di mana para atlet nestapa di ujung kariernya setelah bergelimang harta dan popularitas. Ada yang jatuh sakit, terjebak kesulitan hidup hingga terlilit hutang.
Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga secara global. Padahal beragam penghargaan pernah diraih dan bonus uang direngkuh semasa jaya. Selepas pensiun para atlet banyak yang jatuh miskin.