Periodisasi waktu yang kita kenal saat ini sesungguhnya adalah adalah sebuah siklus berlapis. Siklus kecil dibungkus oleh siklus yang lebih besar.
Periodisasi waktu terkecil adalah detik. Periodisasi detik yang berulang dibungkus oleh menit, lalu jam, dan hari. Siklus hari merupakan periodisasi sederhana rotasi bumi.
Hari lalu dibungkus bulan. Bulan dibungkus tahun. Satu tahun dalam kalender Masehi adalah periodisasi waktu bagi Bumi mengelilingi Matahari. Oleh karena itu, sistem kalender Masehi disebut sebagai sistem kalender Matahari.
Berbeda dengan kalender Masehi, sistem penanggalan lain seperti Hijriyah mendasarkan penghitungan waktu pada periodisasi edar Bulan mengelilingi Bumi.
Lantas, apa yang membungkus siklus tahun? Kalender Masehi tidak memberi perhatian pada siklus yang lebih besar di luar Bumi mengelilingi Matahari.
Namun, itu bukan berarti siklus yang lebih besar dari revolusi Bumi tidak ada.
Periodisasi waktu yang dibuat oleh bangsa Babilonia di kisaran tahun 626 SM–539 SM mengidentifikasi siklus yang lebih besar yaitu konstelasi bintang yang mengitari Matahari.
Bangsa Babilonia mengamati konstelasi bintang-bintang yang dilewati Matahari pada satu periodisasi tetap di garis ekliptikanya atau garis edarnya.
Mereka membuat garis imajiner dan membagi konstelasi bintang-bintang itu menjadi 12 area yang kita kenal dengan zodiak: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capriconus, Aquarius, dan pisces.
Jadi, ada 12 konstelasi bintang yang dilewati Matahari pada satu periode masa edarnya. Di sekeliling Matahari, ada siklus yang lebih besar.
Selanjutnya, adakah siklus yang lebih besar dari zodiak? Ilmu pengetahuan kita saat ini belum memberi perhatian pada siklus kosmologi yang lebih besar.