(Baca juga bagian III serial tulisan ini:Dari Dakota Seulawah, Ide Patungan buat Pesawat R80 Habibie)
Hitungan saat ini, sertifikasi prototipe pesawat R80 akan rampung pada 2022, untuk sudah ada pengantaran 10-15 pesawat R80 pemesanan pertama pada 2025.
Seperti dikutip dari situs PT RAI, minat terhadap pesawat R80 juga sudah mulai berdatangan. Per Februari 2017, tercatat ada 155 pemesanan untuk pesawat ini. Rinciannya, 100 unit pesanan dari PT National Aviation Management (NAM), 20 unit dari PT Trigana Air, 25 unit dari PT Kalstars, dan 10 unit dari PT Aviastar.
Biar tak jadi seperti Patung Pancoran
Saat ini kondisi industri dirgantara Indonesia bisa jadi senasib dengan Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta Selatan. Patung ini tak lagi mengesankan sebuah kebanggaan tentang kapasitas kedirgantaraan sebuah bangsa, alih-alih malah terjepit di antara jalan layang, ribuan kendaraan bermotor, dan kemacetan.
Ilustrasi Patung Pancoran
Bahkan, bila rencana jalan tol yang menghubungkan kawasan Pasar Minggu dan Casablanca terwujud, kepala patung ini akan jadi pemandangan di samping jendela kendaraan yang terjebak kemacetan di situ.
Untuk membangkitkan lagi industri dirgantara, tentu tak semudah membalik telapak tangan. Bila hipotesis yang disodorkan Habibie dan Desra memang masuk akal, bisa jadi memang pengenalan publik secara luas tentang proyek pesawat R80 ini bisa jadi harapan baru bagi dunia dirgantara Indonesia.
Kalau Rp 100.000 masih terasa nominal yang terlalu besar buat menyumbang pembuatan pesawat—saat makan saja masih susah, barangkali—boleh saja bila kita mulai dengan menggaungkan lagi semangat sebagai bangsa dengan kemampuan penguasaan teknologi tinggi seperti ini. Sebarkan seluas mungkin.
Kalau bukan mulai dari diri kita sendiri, dari mana perbaikan dan peluang kebaikan akan datang?