Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Titip Asa Dirgantara pada Pesawat R80 Habibie (Bagian IV - Terakhir)

2 Oktober 2017   09:45 Diperbarui: 2 Oktober 2017   09:54 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penggalanan dana untuk purwarupa pesawat rancangan Habibie, R80.

“Di kita, (jarak yang sama) sudah beda pulau atau tidak nyaman kalaupun bisa ditempuh lewat jalan darat,” sebut Desra.

Peluang pasar

Pasar inilah yang dibidik pesawat R80 dengan spesifikasi teknis dan jarak jelajahnya. Rata-rata panjang landasan pacu bandara di daerah-daerah di Indonesia yang tak lebih dari 600 meter, imbuh Desra, juga jadi pertimbangan.

Dari proyeksi yang terpantau, pada 2035 akan ada kebutuhan di dalam negeri untuk spesifikasi pesawat R80 sebanyak 300 unit sampai 400 unit. Desra menambahkan, pesaing jenis pesawat ini kemungkinan hanya dari ATR, pesawat besutan Perancis.

“Ada beberapa produsen lain tapi tak terlalu terkenal. Kebanyakan juga masih pakai teknologi 80-an dengan kapasitas 50-70 penumpang,” tutur Desra.

Persaingan tetap ada untuk pesawat dengan spesifikasi sekelas R80. Menurut Desra, setiap produsen pesawat juga jamak saling intip kompetitornya. Sejauh ini, posisi pesawat R80 masih kompetitif, baik dari teknologi maupun proyeksi pasar.
Miniatur pesawat R80
Desra memberikan contoh, ATR ada rencana membuat pesawat sekelas R80. Namun, Airbus sebagai pemilik sahamnya belum memberikan restu. Perusahaan tersebut masih berniat fokus ke teknologi jet.

Peluang bisnis R80 juga datang dari fakta bahwa setengah penjualan ATR ternyata ada di pasar Indonesia, sebagai wilayah dengan kebutuhan penerbangan jarak menengah.

Menurut Desra, harga jual juga seharusnya bukan halangan bagi daya saing pesawat R80. Dia mengatakan, di dunia penerbangan ada semacam standardisasi harga dengan pendekatan tonase, untuk menghitung ongkos pembuatan dan pengembangan pesawat.

“Dari segi harga, (R80) harusnya lebih murah dari kompetitor karena teknologinya lebih tinggi, kenyamanan penumpang juga dirancang lebih baik,” ujar Desra.

Desra menambahkan, vendor yang dipakai untuk melengkapi pembangunan pesawat R80 harus dari Indonesia. Kalau pun belum bisa 100 persen menggunakan komponen lokal, sebut dia, ada penjenjangan persentase komponen dalam negeri itu.

“Targetnya, (produk pesawat R80) bisa penuhi pasar Indonesia lalu 60 persen ekspor untuk pasar ASEAN sampai Amerika Serikat,” ujar Desra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun