"Film Surau dan Silek ini persembahan dari Minang untuk Indonesia," katanya.
Nah, seperti dituliskan Garin Nugroho dan Dyna Herlina dalam Film Indonesia (2015), film dengan berbagai perspektif dan latar belakang merupakan daya hidup sinema Indonesia.
Namun, perlu kebijakan untuk menumbuhkan industri film daerah. Jangan sampai geliat film asal daerah yang berkembang dari komunitas film daerah sulit bersinar. Dan, layar lebar hanya menayangkan itu-itu saja. (ABDULLAH FIKRI ASHRI/INDIRA PERMANASARI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Juni 2017, di halaman 26 dengan judul "Menonton Indonesia dari Layar Lebar".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H