"Para perempuan Asia yang datang sangat aktif di bursa kerja. Itu adalah kabar baik," kata dia.
"Salah satu prioritas kita adalah untuk membantu mereka belajar bahasa Faroe, dan ada program pemerintah yang menawarkan kelas bahasa gratis."
Â
Kristjan Arnason mengingat kembali usaha yang dilakukan Bunlom, istrinya yang berasal dari Thailand, yang tiba di Kepulauan Faroe pada tahun 2002, untuk belajar Bahasa Faroe.
"Setelah hari yang panjang di kantor, dia akan duduk membaca kamus Inggris-Faroe," katanya.
"Dia sangat berdedikasi."
"Saya beruntung," tambah Bunlom.
"Saya katakan kepada Kristjan bahwa jika saya harus pindah ke sini dia harus mencarikan saya pekerjaan. Dan dia melakukannya."
"Saya pun kini bekerja dengan orang-orang Faroe di hotel sehingga saya harus belajar bagaimana berkomunikasi dengan mereka."
Pada masa ketika imigrasi menjadi topik sensitif di banyak belahan Eropa, masyarakat Faroe terlihat sangat menerima pendatang asing.
"Saya kira karena imigran yang kita lihat sejauh ini kebanyakan perempuan, juga membantu," kata politisi lokal Magni Arge, yang juga duduk di Parlemen Denmark.