MAGELANG, KOMPAS.com - AMR (16), tersangka pembunuhan Kresna Wahyu Nurachmad (15), siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, terobsesi dengan karakter pada film Rambo yang dibintangi oleh bintang Hollywood, Silvester Stalone. Film legendaris itu memang menayangkan adegan-adegan kekerasan.
Hal itu diungkapkan Kepala SMA Taruna Nusantara, Usdiyanto seusai reka ulang kasus tersebut di komplek SMA Taruna Nusantara, Jalan Magelang-Purworejo, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (3/3/2017).
"Di hadapan penyidikan, dia (AMR) mengakui kalau suka menonton Rambo dan film-film kekerasan lainnya sejak lima tahun lalu. Dia terobsesi," terang Usdiyanto yang ikut mendampingi AMR selama penyidikan.
Baca juga: Siswa SMA Taruna Nusantara yang Tewas Dikenal Tak Neko-neko Semasa Hidupnya
Usdiyanto menjelaskan di sekolah siswa dilarang mengakses televisi maupun alat komunikasi lainnya. Namun pihak sekolah kerap menyelenggarakan nonton film bareng di GOR setempat. Film-film yang diputar adalah film pilihan siswa, namun harus melalui proses seleksi Bagian Humas SMA Taruna Nusantara.
"Jadi kita punya keluarga asuh, itu untuk pergaulan antara abang, kakak, adik, agar semakin smooth. Setiap hari Sabtu ada makan siang bareng dengan bapak dan ibu pamongnya. Termasuk nonton bareng di GOR, kita bawa makanan dan minuman. Film-film yang diputar tentu yang bermuatan edukatif," terangnya.
Usdiyanto menduga, perbuatan AMR terinspirasi dengan film-film kekerasan yang pernah ditonton. Sebab, katanya, AMR sangat tahu bagaimana mengeksekusi korban dengan rapi meskipun berada di barak yang juga dihuni oleh puluhan siswa lainnya.
"Dia begitu cerdas, dia itu tahu bagaimana memotong urat nadi korban agar korban tidak bersuara dan sebagainya. Tapi biarlah hal ini ditangani penegak hukum," ungkapnya.
Usdiyanto menerangkan, tersangka AMR memang dikenalkan sebagai anak yang suka membuat ulah.
Dia beberapa kali diketahui mencuri uang, buku tabungan dan barang-barang milik siswa lain. Bahkan pihak sekolah baru akan memberinya peringatan atas perbuatannya pada Jumat (31/3/2017).
"Dia memang anak yang punya power, tapi kami tidak mencurigainya sebagai potensi negatif. Kami melihat banyak juga anak yang punya potensi 'sok jago', seperti ada anak yang suka menggigit drum saat marching band dan sebagainya," lanjutnya.
Dia mengakui, kasus ini sebagai kasus yang betul-betul di luar dugaannya. Sebab, pola asuh yang diterapkan saat ini sudah sesuai ketentuan.
Kendati demikian, pihaknya akan melakukan evaluasi serta terus mendampingi pelaku mengingat masih di bawah umur.
"Bagaimana pun juga anak ini harus tetap punya masa depan. Kalau bisa nanti di Lapas dia juga harus tetap sekolah," tuturnya.
Kepala Bagian Humas SMA Taruna Nusantara, Cecep Iskandar menambahkan, AMR termasuk anak yang kurang berprestasi baik dibanding siswa lainnya. Akibat perbuatannya, AMR harus dikeluarkan dari sekolah yang dikenal banyak menorehkan prestasi itu.
"Secara de facto sudah dikeluarkan (dari sekolah), namun secara de jure sedang akan ditandatangani," terang Cecep.
Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan, Aktivitas di SMA Taruna Berjalan Normal
Seperti diberitakan, Kresna Wahyu Nurachmad (15), siswa kelas 10 SMA Taruna Nusantara, asal Jalan Sumarsana No 12 RT 003 RW 04 Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung diduga dibunuh oleh tersangka AMR yang tidak lain ada teman satu barak, Jumat (31/3/2017) sekitar pukul 03.30 WIB.
Tersangka yang sakit hati lantaran tepergok mencuri itu menusuk leher korban dengan pisau hingga korban kehabisan darah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H